Seluruh manusia biasanya akan mengalami kekuatiran, baik dalam skala yang besar maupun yang kecil, tergantung permasalahan dan kondisi dirinya. Kekuatiran itu sesuatu yang sering terjadi dalam kehidupan manusia, entah dia orang kaya atau miskin, orang tua atau anak-anak, ada saatnya mereka akan mengalami kekuatiran, maka kekuatiran itu bisa dikatakan adalah sesuatu yang manusiawi tetapi anehnya pandangan Kristen menolak akan hal ini, dalam kekristenan kekuatiran itu adalah suatu dosa.
Dalam injil Matius pasal 6: 25, Tuhan Yesus mengatakan : Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian.
Dalam ayat ini Tuhan Yesus katakan kita tidak perlu kuatir akan hidup kita, termasuk apa yang akan kita makan atau minum, wao sulit sekali. Kalau seandainya kita tidak punya uang untuk menghidupi keluarga apakah kita tidak kuatir, mengapa bisa seperti itu ? Karena Tuhan Yesus katakan selanjutnya bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian, berarti Tuhan ingin mengatakan yang paling penting dari hidup ini saja Tuhan berikan, masa Ia tidak memberikan yang kurang penting.
Kalau Tuhanlah yang memberikan kita hidup, maka Tuhan juga akan memberikan kita makanan, kalau Tuhan memberikan kita tubuh, maka Ia juga akan memberikan kita pakaian. Dengan kata lain yang utama saja Tuhan berikan, maka Iapun juga akan memberikan yang kurang utama, nah mengapa kita kuatir ?
Saya ingat pada waktu bergumul jadi hamba Tuhan, dalam pelayanan mahasiswa, maka saya sangat takut menjadi hamba Tuhan. Karena pada saat itu pelayanan masih terlalu kecil, belum banyak donatur yang mendanai pelayanan ini, dan siapa yang mau melayani mahasiswa yang tidak punya uang, pada waktu itu saya berpikir bagaimana kalau saya punya keluarga, apakah saya bisa membelikan susu bagi anak-anak saya, apakah saya bisa memberikan pendidikan yang baik kepada mereka, saya sangat kuatir sehingga pimpinan Tuhan sudah sangat jelas untuk saya jadi hamba Tuhan tetapi saya mengeraskan hati.
Akhirnya pada waktu saya mengikuti kebaktian jumat agung, saya terus memikirkan akan hal ini, dan seperti suatu suara yang berkata sangat jelas kepada saya : Senny untuk kehidupan kekalmu saja, AKU berikan yang terbaik lewat kematianKu, masa Aku tidak mau memelihara hidupmu, wao waktu saya mendengar hal itu saya minta ampun pada Tuhan, saya katakan : Tuhan ampuni saya, saya begitu mengkerdilkan kuasamu, ampuni saya. Dan saat ini sudah 23 tahun saya melayani dalam organisasi pelayanan mahasiswa yang sederhana, dan tidak satu bulanpun gaji saya tidak dibayar bahkan anak-anak saya bisa sekolah di sekolah yang terbaik.
Puji Tuhan, Tuhan tidak pernah meninggalkan anak-anakNya, hanya kita begitu kuatir, sehingga kita tidak pernah melihat Tuhan dengan kuasaNya yang besar, tetapi terus memandang pada masalah yang besar itu sehingga kekuatiranlah yang menang dan menguasai, iman kita selalu kalah.
Seorang pengurus pelayanan pernah mengatakan suatu kalimat yang sangat agung : Saya tahu siapa Tuhanku, bahkan sampai titik terendah dalam hidupku. Maka mulai sekarang yakinlah bahwa Tuhan akan memenuhi kebutuhanmu, mulailah praktekan akan hal itu dalam hidupmu, terus bergantung pada Tuhan untuk kehidupan dan masa depanmu, dan jangan bergantung pada seorang manusiapun, karena mereka tidak maha kuasa.
Oleh karena itu dalam ayat 26, Tuhan Yesus mengatakan : Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu.
Ayat ini merupakan suatu contoh kepada anak-anak Tuhan yang kuatir akan pemelihaaran Tuhan. Tuhan katakan : Kamu pernah lihat burung-burung yang terbang bebas dan tidak dipelihara oleh seorangpun, mereka tidak pernah menabur, tetapi mereka makan, mereka hidup, siapa yang beri mereka makan ? Bapa di surga. Lalu Tuhan katakan : Kamu jauh lebih mulia dari pada burung-burung tersebut. Makhluk yang kurang mulia saja Tuhan beri makan masya makhluk yang mulia tidak dipeliharaNya, itu tidak mungkin.