Lihat ke Halaman Asli

Magnet Restoran Padang Terhadap Ekspatriat

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari ini iseng membaca berita di Kompas. com hingga sampai lah mata ke rubrik ini http://female.kompas.com/read/2011/09/30/08542978/Rendang.Telah.Merantau.Hingga.ke.Belanda . Saya jadi tersenyum sendiri mengingat kejadian yang telah saya alami sendiri di lingkungan kerja sendiri.

Saya bekerja di sebuah kantor PMA yang bergerak di bidang ekspor kopi. Waktu itu kami kedatangan tamu trader kami dari Belanda untuk beberapa hari di Bandar Lampung. Saat makan siang hari pertama saya bawa mereka ke restoran Padang terkemuka di Bandar Lampung. Saya pilih itu karena jadwal saya padat dan kami butuh makanan yang cepat saji. Belum ada komentar apa mengenai makanan yang disajikan. Tapi dari apa yang saya lihat mereka cenderung memilih rendang sebagai menu mereka.

Di hari kedua makan siang saya bawa mereka ke restoran seafood. Mereka makan dengan normal. Tapi sepulang dari restoran tersebut, salah seorang dari mereka melancarkan protes kenapa dibawa ke restoran tersebut. Saya bilang untuk variasi saja biar tidak bosan. Lalu jawaban mereka berikutnya cukup membuat saya heran dan tersenyum. Dia bilang " Well, next lunch Rangga, you should bring us to the restaurant with a lot of plate". Maksudnya restoran Padang waktu hari pertama. Lalu saya bertanya kenapa lebih suka ke situ. Mereka bilang mereka suka rendangnya dan mereka juga dapat memilih sesuka hati makanan yang mereka inginkan di depan mata mereka.

Entah siapa yang membuat konsep restoran Padang pertama kalinya. Tapi menurut saya teknik penyajian mereka juga menarik. Mereka menyajikan semua menu makanan yang mereka punya untuk dipilih pengunjung. Biasanya kalau makanan sudah di depan mata akan meningkatkan nafsu makan kita. Dan itu lah yang terjadi pada rekan ekspatriat saya. untuk rendangnya sendiri saya tidak perlu berkomentar lebih banyak karena saya sendiri Rendang Maniac. Saya tidak mau mengotori tulisan saya ini dengan pernyataan bias saya mengenai menu favorit saya.

Salam Rendang Mania !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline