Seni tradisional merupakan kekayaan budaya yang mencerminkan jati diri bangsa sekaligus memiliki potensi besar dalam mendukung sektor ekonomi kreatif. Namun, kemajuan globalisasi dan modernisasi yang berlangsung cepat menghadirkan tantangan serius terhadap keberlanjutannya. Seni tradisional sering kali dianggap usang dan kurang relevan dengan kehidupan masa kini, padahal nilai ekonominya dapat dioptimalkan menjadi produk kreatif yang kompetitif. Untuk itu, peran generasi muda sangat penting dalam melestarikan sekaligus mengembangkan seni tradisional. Sebagai penerus bangsa, generasi muda memiliki peluang untuk mengadaptasi seni tradisional agar tetap relevan dengan kemajuan zaman serta bisa bersaing di pasar global.
Dalam sektor ekonomi kreatif, seni tradisional memiliki potensi menjadi sumber inovasi yang unik dan berkelanjutan. Generasi muda berperan sebagai inovator dengan memanfaatkan teknologi modern untuk mengolah seni tradisional menjadi lebih menarik. Sebagai contoh, batik tradisional tidak hanya dihasilkan melalui metode konvensional tetapi juga dikembangkan dengan desain digital, menciptakan produk fesyen yang lebih menarik bagi pasar internasional. Pendekatan ini mengintegrasikan kearifan lokal dengan inovasi modern sehingga seni tradisional dapat terus bertahan dan berkembang, menciptakan peluang kerja baru serta mendukung pertumbuhan industri kreatif.
Selain sebagai inovator, generasi muda juga bertindak sebagai pelaku dalam ekonomi kreatif dengan mengubah seni tradisional menjadi produk bernilai tinggi. Misalnya, kerajinan tangan, pakaian, dan perhiasan berbasis bahan lokal serta teknik tradisional kini menjadi produk yang diminati pasar. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian pada tahun 2023, sektor ekonomi kreatif menyumbang sekitar 7,8% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan seni tradisional tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Generasi muda juga memiliki peran penting sebagai promotor seni tradisional. Dengan memanfaatkan platform digital seperti Instagram, TikTok, dan YouTube, mereka dapat memperkenalkan seni tradisional kepada audiens global. Contoh suksesnya adalah komunitas "Sewon Batik" di Yogyakarta, yang memadukan teknik batik tulis dengan desain kontemporer untuk menciptakan produk yang diminati pasar internasional. Melalui strategi pemasaran digital ini, seni tradisional tidak hanya diapresiasi di tingkat lokal tetapi juga menjadi bagian dari perdagangan global, yang pada akhirnya memberikan kontribusi lebih besar terhadap perekonomian negara.
Untuk mendorong peran aktif generasi muda, diperlukan langkah-langkah strategis, seperti menyediakan pelatihan kewirausahaan berbasis seni tradisional, dan meningkatkan akses terhadap teknologi bagi pengrajin serta seniman. Kebijakan-kebijakan ini dapat memperkuat ekosistem ekonomi kreatif berbasis seni tradisional, menjadikan budaya sebagai sumber inspirasi sekaligus penggerak perekonomian. Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan komunitas kreatif, seni tradisional dapat menjadi pilar penting dalam ekonomi kreatif yang memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi indonesia sekaligus menjaga dan melestarikan warisan budaya bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H