Lihat ke Halaman Asli

Gema AisyiyahMasruri

Alumni Mahasiswa

Gadget dan Anak: Psikologis yang Berubah

Diperbarui: 1 Oktober 2023   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar

Pembukaan

Zaman sekarang, kita patut bersyukur dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, membantu banyak manusia dalam menyelesaikan pekerjaan mereka, tugas-tugas, mengejar impian, hingga menjawab pertanyaan yang hanyalah angan-angan manusia pada zaman dulu. Apalagi, teknologi membuat semua informasi itu ada dalam genggaman kita, tanpa perlu waktu lama dalam memanfaatkan teknologi tersebut untuk berbagai tujuan.

Teknologi ini sudah hidup berdampingan dengan kita, layaknya sahabat yang serba tahu. Sahabat yang kita sangat kagumi akan kecerdasannya, namun saking cerdasnya, jangan sampai membuat manusia tersihir dan candu dengan hal tersebut.

Sebagai makhluk yang paling 'sempurna' karena kelebihannya memiliki akal, sudah pasti kita bisa mencari aturan dalam menggunakan teknologi, walaupun aturan tersebut sudah disampaikan secara tersurat dan tersirat dalam kehidupan sehari-hari kita. Jadi, sudah pasti kita akan menemukan netizen-netizen yang cerdas, mampu memberikan informasi yang aktual, serta saling mendukung satu sama lain. Makanya, banyak orang yang memutuskan untuk menyelam lebih dalam dengan teknologi ini.

Apakah saya sedang melakukan sarkasme? Tentu saja tidak. Buktinya, tidak ada kasus cyber bullying di Indonesia, tidak ada yang suka menyebarkan berita hoax, atau merendahkan fisik orang lain yang tidak sesuai dengan idola-idola mereka dari negara lain...

... itu kalau kita lihat pada sisi pengguna yang bijak.

Faktanya, kita dibuat miris dengan hal-hal yang terjadi, yang berhubungan dengan teknologi, khususnya teknologi berbasis gadget. Kali ini, saya ingin fokus terhadap anak-anak. Anak-anak layaknya bibit tanaman, yang diharapkan bisa tumbuh menjadi tanaman yang subur, kuat, kokoh, dan bermanfaat di masa depan. Tetapi, sering kali kita tidak memerhatikan bibit itu, justru kita lupa menyiraminya dengan tekun, memberikannya pupuk, merawat dengan sepenuh hati, agar harapan terhadap bibit tersebut bisa terkabul.

Tapi, ada juga yang menganggap bahwa hanya bibit yang tampak bagus saja yang harus dirawat. Ada juga yang justru menyalahkan bibit itu sendiri, karena tidak bisa berjuang tumbuh menjadi tanaman yang baik, sekalipun ia tampak buruk.

Kalau begitu, apakah kita akan menyalahkan bibit tersebut, atau lingkungannya, atau justru orang-orang yang menanam bibit tersebut?

Berkenalan dengan Gadget

Sebelumnya, mari kita kenali gadget terlebih dahulu, yang merupakan salah satu dari teknologi. Gadget merupakan perangkat elektronik yang memiliki fungsi praktis, yang membantu mempermudah dan mempercepat pekerjaan manusia. Perangkat elektronik berukuran kecil memiliki peran penting dalam teknologi komunikasi, karena ukurannya dan kemudahan dalam penggunaannya mampu mengubah sudut pandang manusia hingga mengubah etika dan karakter.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat tanpa disadari oleh manusia ini telah memengaruhi setiap aspek kehidupan manusia. Seiring arus globalisasi, tuntutan akan pertukaran informasi yang cepat menyebabkan peran teknologi komunikasi menjadi sangat penting. Makanya, penggunaan gadget terlihat di berbagai kalangan seperti pelajar, orang dewasa, orang tua, hingga anak-anak yang berusia dini. Selain itu, gadget kini juga memiliki fitur-fitur yang menarik untuk ditawarkan sampai membuat anak-anak terbiasa dengan cepat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline