Lihat ke Halaman Asli

Hikmah di Balik Galau dan Kecewa

Diperbarui: 2 Maret 2017   08:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak di pungkiri terkadang kita sering cepat merasa kecewa dengan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kita, merasa kesal atau marah dengan diri sendiri, orang lain  atau keadaan. Dan setelah berlalu barulah kita sadar bahwa sesuatu yang tidak menggenakan buat kita itu, ternyata itu adalah sesuatu yang terbaik buat kita.

Sedikit bercerita pengalaman dulu, waktu itu saya pernah merasa kecewa ketika Flashdisk milik saya yang sudah menemani saya sekian lama, ternyata  tidak kembali ketika di pinjam teman.

Marah, kecewa ?  tentu saja, Tapi ya sudahlah mau di apakan lagi....walau ada rasa tidak ikhlas saat itu.

Namun beberapa waktu kemudian saya mendapat ganti yang lebih bagus dari flashdisk saya yang hilang itu, lebih besar kapasitas isinya.

Saya dapatkan itu gratis pemberian dari saudara saya, ya “gratis” :), Tanpa mengeluarkan uang sepeser pun.

Hikmah yang saya dapat adalah mungkin ini adalah skenario Allah, Allah ingin mengganti flashdsik saya yang sudah lama dan kapasitasnya yang kecil itu dengan yang lebih bagus dan lebih baik kapasitas isinya.

Pernah juga, Suatu ketika Handphone saya rusak karena sebuah musibah.

Sedih? Tentu saja, karena saat itu belum berapa lama memakai handphone itu, tepatnya baru sebulan dan tiba-tiba tepat satu bulannya handpone itu harus terbakar.

Saya pun sempat meratap dalam hati saat itu “ Ya allah kenapa harus terbakar?”

Tapi saya pun coba mengikhlasan dan  berpikir “ Mungkin selama memakai Handphone itu banyak waktu saya yang terbuang sia-sia, lebih sering melihat Handphone daripada ingat KepadaNya. Atau mungkin cara membelinya tidak berkah. Dan saya pun menjadi berpikir,  ternyata mudah bagi Allah mengambil sesuatu dari kita dalam waktu sekejap saja. Jadi tak ada yang bisa kita sombongkan,  semua hanya titipanNya,  Memang awalnya bukan milik kita dan kita harus ikhlas jika tiba-tiba sesuatu yang menjadi titipanNya itu  di ambil olehNya.

Saya pun mencoba merelakan dan memasrahkannya. Dan mencoba berpikir positif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline