Perkembangan teknologi komunikasi merupakan bagian dari sejarah peradaban manusia karena kehidupan sosial merupakan bagian integral dari kelangsungan hidup dan perluasan ras manusia. Beberapa dekade yang lalu, manusia telah mengembangkan teknologi secara signifikan. Evolusinya mencakup penemuan telegraf, kode morse, telepon, hingga pengembangan telekomunikasi nirkabel. Hal-hal ini telah menciptakan dunia interkoneksi, memberikan manfaat seperti kecepatan, aksesibilitas, efisiensi, dan fleksibilitas dalam berkomunikasi. Penemuan internet dan teknologi komunikasi digital mendorong telekomunikasi dunia untuk menjadi "tanpa batas", di mana penemuan teknologi 5G berperan dalam mencapai hal ini.
Teknologi 5G merupakan teknologi seluler generasi kelima, standar nirkabel setelah 4G. Selain mampu mentransmisikan data dengan kecepatan yang sangat tinggi, jaringan 5G didesain untuk menyediakan kapasitas jaringan yang besar. Jaringan 5G juga menawarkan layanan dengan latensi rendah, memberikan pengalaman pengguna yang lebih seragam dan konsisten. Jaringan ini mampu menangani koneksi mesin-ke-mesin dan keandalan tinggi untuk waktu singkat.
Teknologi 5G sering menjadi topik yang hangat untuk dibincangkan belakangan ini. Salah satu faktornya adalah pesatnya perkembangan teknologi 5G dan teknologi aplikasinya. Fitur utama teknologi telekomunikasi ini adalah kecepatan mencapai gigabit per detik yang memungkinkan pengguna untuk dapat mengunduh data beresolusi tinggi dengan sangat cepat. Hal ini mendorong berbagai inovasi teknologi berbasis jaringan 5G, seperti Internet of Things (IoT), autonomous vehicle, teknologi smart home dan smart city, virtual dan augmented reality, serta inovasi pada berbagai industri mulai dari manufaktur, pendidikan, kesehatan, pertanian, logistik, hiburan, dan sebagainya.
Urgensi dari penerapan jaringan 5G juga terletak pada manfaatnya dalam persaingan komersial. Laporan dari PSB Research menemukan bahwa 5G diharapkan akan menghasilkan produk, jasa, dan industri baru. Bisnis kecil juga diharapkan tumbuh dan mampu bersaing secara global, serta membuat perusahaan besar lebih kompetitif pada waktu yang sama. Dengan dukungan studi oleh Campbell et al. yang mengemukakan bahwa teknologi 5G merupakan pendongkrak industri 4.0 yang mampu menghasilkan $12.3 triliun output ekonomi global pada tahun 2035, berbagai negara sedang berpacu untuk mengaplikasikan teknologi 5G, termasuk Indonesia.
Penerapan teknologi 5G telah menjadi agenda Kementerian Komunikasi dan Informatika setidaknya sejak tahun 2020, tetapi penerapan dan pemilihan vendor jaringan 5G harus tertunda beberapa masalah. Menurut penelitian yang dilakukan Andalisto et al., beberapa operator jasa layanan telekomunikasi di Indonesia sudah melakukan uji coba 5G dan telah menyiapkan infrastruktur yang perlu dibangun untuk implementasi 5G. Operator akan menyanggupi penerapan teknologi 5G bila ekosistem penunjangnya sudah tersedia dan saat regulasi pemerintah mengenai pemilihan spektrum frekuensi yang akan digunakan telah ditetapkan.
Begitu banyak manfaat dan kesiapan penerapan 5G, lantas apakah hambatannya? Kekhawatiran pertama adalah kecocokan penerapan jaringan 5G dengan kecenderungan perilaku konsumtif Indonesia. Efek 5G terhadap produktivitas masyarakat, terutama generasi muda, masih perlu dipertimbangkan. Jaringan 5G juga akan menghadapi risiko keamanan siber baru. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola jaringan mungkin lebih rentan terhadap peretas. Dengan lebih banyak perangkat yang terhubung, kejahatan siber akan memiliki lebih banyak peluang.
Walau begitu, tantangan terbesar Indonesia terletak pada kondisi geografisnya. Dengan Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki area rural lebih banyak daripada area urban, kebutuhan jaringan pada setiap area variatif. Bila penerapan teknologi 5G dilakukan di semua area di Indonesia, operator akan dirugikan dengan penerapan 5G di area rural. Ini disebabkan oleh teknologi 5G memiliki frekuensi sekitar 6 GHz yang mengindikasikan perlunya jumlah Base Trasciever Station (BTS) yang banyak untuk mencakup semua area. Tidak berhenti disitu, pepohonan dan gedung tinggi dapat menghalangi gelombang radio frekuensi tinggi yang membawa koneksi 5G, sehingga mengurangi jarak siaran jaringan. Pada daerah urban, pemancar kecil di gedung mungkin dibangun untuk meningkatkan jangkauan meskipun dapat memakan waktu cukup lama untuk diterapkan. Kendala infrastruktur juga dapat ditinjau dari keharusan konsumer untuk mengganti device mereka agar dapat menunjang jaringan 5G dalam jangka waktu dekat, sedangkan banyak masyarakat indonesia yang belum menggunakan device 4G. Oleh karena itu, penerapan 5G di Indonesia masih merupakan PR besar yang perlu dibahas.
Mengesampingkan pro kontranya, penerapan 5G di Indonesia tidak dapat dihindari. Hal ini disebabkan oleh potensi teknologi 5G terhadap perkembangan berbagai aspek di dunia. Berbagai negara seperti Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan beberapa negara di benua Eropa sedang gencar-gencarnya mengembangkan teknologi 5G, yang pada akhirnya perkembangan ini akan diikuti seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Dengan mengambil pendekatan yang bertanggung jawab dan etis terhadap 5G dan juga mendorong pemerintah untuk membuat kebijakan terkait, kita dapat menggunakannya untuk meningkatkan kualitas hidup kita dan menjadikan dunia tempat yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H