Lihat ke Halaman Asli

Musyawarah Puyuh

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aneka Puyuh

PUYUH BERMUSYAWARAH

Segolongan puyuh hutan sedang bermusyawarah untuk menentukan calon pemimpin mereka. Puyuh gonggong yang bersuara keras dan merdu merupakan salah satu calon pemimpin yang dijagokan, lawannya puyuh sawah yang juga memiliki banyak pendukung ikut diunggulkan pula. Puyuh gonggong akan ikut dalam pemilihan ketua apabila ada pendampingnya yang sanggup dan pintar mengatur hutan serta lingkungan sekitarnya seperti sawah, kebun dan laut. Alasan utama pencalonan dirinya mengingat saat ini hutan sudah banyak yang gundul sehingga sering terjadi banjir dan longsor. Maka dari itu dia memerintahkan kepada tim suksesnya untuk mencari kandidat wakil yang mempunyai pemikiran dan strategi untuk mengatasi masalah demikian. Terutama agar bangsa manusia tidak terus menerus melakukan “illegal logging” dan kalau yang dekat laut atau danau tidak “illegal fishing”serta mencegah manusia dalam pengubahan peruntukan kebun dan sawah menjadi yang lain. Sementara itu kandidat lainnya, puyuh sawah terlihat tenang-tenang saja, dia hanya berujar jika kandidat wakilnya adalah puyuh yang mampu memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme baik di hutan, sawah, kebun, laut dan sekitarnya.

Hari-hari pengajuan calon ketua semakin dekat, para pialang politik puyuh dan pemerhati mulai sibuk mencari dan menduga-duga pasangan kedua calon kedua tersebut. Puyuh batu mulai mendekat ke puyuh gonggong, begitu juga puyuh jepang dan Tuxedo. Sementara puyuh keturunan Amerika dan Korea Bob white dan Manchurian mendekat ke puyuh sawah. Semakin tegang suasana, semakin seru para pengamat politik membuat perkiraan-perkiraan. Pasar di hutan sedikit gonjang-ganjing terutama harga kebutuhan pokok khususnya pisang dan kacang-kacangan harganya semakin melambung. Rakyat puyuh berteriak-teriak, “siapapun ketua kita yang penting bisa mensejahterakan kita semua”. DPR puyuh telah terbentuk, termasuk koalisi yang lucu dan aneh artinya semua puyuh setuju membentuk koalisi “puyuh hutan bersatu”. Siapun ketua yang terpilih akan didukung penuh oleh parlemennya.

Para utusan puyuh gonggong dengan manuver politik yang luar biasa mencoba mendekat kepada lawannya, begitu juga sebaliknya utusan puyuh sawah mendekat pula ke puyuh gonggong. Kondisi ini sedikit memanas karena berebut siapa yang pantas jadi ketua dan wakil ketua. Kedua pihak saling mempertahankan diri bahwa dirinya yang mampu memimpin perpuyuhan berdasar pada kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.

Sekali lagi rakyat berteriak “bermusyawarahlah dan pilihlah pemimpin yang terbaik tidak perlu dilakukan pemilu”. Mereka berpikir Di dunia manusia Pemilu sering menyebabkan kekisruhan karena ketidaksiapan bersabar dalam kekalahan belum lagi biaya sangat mahal. Biaya pemilu bisa dialihkan untuk kegiatan lain yang produktif bagi rakyat. Para sesepuh puyuh dari kubu yang sedang berebut kekuasaan ikut pula bermusyawarah dan memberikan masukan. Hasil musyawarah hanya memutuskan bahwa masalah ini harus diserahkan kepada raja hutan“coba tanyakan kepada raja hutan (singa), diantara kedua puyuh tadi mana yang pantas menduduki tahta ketua”.

Kemudian Para sesepuh beserta utusan dari puyuh gonggong dan puyuh sawah menghadap raja hutan yaitu singa. Begitu mereka datang diterima raja hutan dengan penuh suka cita. Kata singa, “saya telah mengikuti terus perkembangan politik perpuyuhan dan nampaknya semakin menggebu ingin menjadi ketua. Saran saya”, , sambil dia memanggil ahli strategi kerajaan yaitu kancil. Belum juga dijelaskan oleh rajanya, sang kancil telah mengetahui seluk beluk permasalahan yang dihadapi dunia perpuyuhan. “Mari, sekarang kita lihat kepantasan dan kelayakan kedua calon atau istilah lain “fit and proper test. Puyuh gonggong sering banyak di hutan tentu dia lebih banyak mengetahui keadaan hutan dan sekitarnya, sementara puyuh sawah lebih banyak menguasai sawah dan permasalahannya. Pertanyaannya, untuk memimpin di kawasan mana? Hutan bukan! Jadi yang pantas”, kancil diam sebentar dan disambung oleh peserta secara bersamaan “yang pantaaas adalah puyuh gong..............gong”. Bertepuk tangan dan bersorak sorailah hadirin yang hadir.

Tanpa ada perpecahan antar dua kubu dan juga terselamatkannya uang negara karena urung pilket puyuh. Akhirnya puyuh gonggong dilantik sebagai ketua dan wakilnya puyuh sawah. Sekali lagi rakyat berucap syukur kepada ALLAH SWT karena secara bermusyawarah dan penuh tertib, aman, dan rakyat tetap bersatu telah terpilih pimpinan puyuh yang baru. Pada awal kata sambutan ketua puyuh menyampaikan kalimat sebagai berikut: ”saudara-saudara puyuh dan hadirin yang hadir teristimewa kepada raja hutan, terima kasih atas penunjukan saya sebagai ketua semoga saya ini menjadi amanah. Selanjutnya, saya akan berusaha mensejahterakan dan memakmur rakyat puyuh tolong itu dicatat, apabila tidak, saya siap mundur di tengah jalan, lalu saya mulai sekarang menanggalkan embel-embel partai tapi saya untuk semua rakyat puyuh. Sayapun menghimbau pula kepada anggota DPR puyuh yang terhormat mari sama-sama kita berjuang untuk kepentingan rakyat buang jauh-jauh kepentingan partai”. Selesai ketua mereka berpidato, semua puyuh yang hadir bergumam, “coba di negara manusiapun demikian adanya mungkin negara aman dan makmur sentosa”. by Ade Djulardi (Dosen Fak Peternakan Universitas Andalas)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline