Lihat ke Halaman Asli

Edukasi Kurban Sejak Dini, "Lazismu" Kenalkan Maskot Samu dan Domu

Diperbarui: 12 Agustus 2018   12:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Car Free Day (CFD) adalah saat yang tepat bagi warga Jakarta untuk berolahraga dan menikmati liburan akhir pekan untuk melepas penat. Di sepanjang jalan Sudirman hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI), kepadatan warga mewarnai hari minggu yang cerah (12/8/2018).

Di tengah keramaian itu, Lembaga Amil Zakat Nasional dalam hal ini Lazismu menggelar aksi kampanye ajakan berkurban di Jalan Thamrin depan Gedung Bawaslu, menyuarakan makna penting berkurban di kawasan perbatasan Indonesia.

Lima puluhan relawan mahasiswa Uhamka digerakkan untuk mengajak dan memperkenalkan kurban di perbatasan Indonesia sebagai program kurban Lazismu di tahun ini. Selain mengkampanyekan berkurban, Lazismu menyediakan layanan kesehatan keliling melalaui Indonesia Mobile Clinic (IMC) yang bekerjasama dengan tim kesehatan RSIJ Pondok Kopi Jakarta.

Dalam kampanye tersebut Lazismu menghadirkan maskot Samu dan Domu sebagai simbol hewan kurban yang biasa dipilih kaum muslimin dalam perintah berkurban bagi yang mampu. Dua maskot hewan kurban itu, menurut Koordinator Kampanye Kurban di Perbatasan Indonesia, Falhan Nian Akbar, agar pesan kurban dapat dengan mudah tersampaikan kepada kaum muslimin.

Falhan menambahkan, di momen CFD semua lapisan masyarakat hadir termasuk anak-anak. Maskot Samu dan Domu ini, kata Falhan juga sebagai sarana mengedukasi dan memperkenalkan ibadah kurban sehak dini. “Antusias masyarakat terhadap program kampanye kurban Lazismu begitu tinggi. Mereka datang menanyakan sambil memeriksa kesehatan,” pungkasnya.

Saat ibunya memeriksa kesehatan, anak-anak bermain dan bercanda dengan maskot Samu dan Domu. “Mereka tertawa, sambil berlari memeluk dan menarik buntut maskot Samu dan Domu,” sambungnya.       

Falhan menambahkan, dengan mengangkat tema Kurban di Perbatasan Indonesia, diharapkan informasi ini mampu menjelaskan kepada masyarakat bahwa masih banyak saudara-saudara kita di kawasan terdepan, terluar dan tertinggal (3T) yang belum merasakan daging segar kurban.

“Di kawasan inilah Lazismu memberikan perhatian. Di samping itu, kawasan kumuh, padat dan kantong-kantong kemiskinan baik di kota maupun di pedesaan juga tidak dilupakan,” katanya.

Sementara itu, Koordinator Kurban Nasional Lazismu, Edi Mukti, mengatakan tahun ini menargetkan 246.973 pekurban yang akan mengamanahkan kurbannya melalui jaringan Lazismu secara nasional. “Jika dirupiahkan total nilai ekonomi kurbannya sebesar Rp 665.133.480.000.

Tahun 2017, jumlah pekurban yang terhimpun 205.811, dengan nilai ekonomi kurban sebesar Rp 502.343.000.000.  Edi menambahkan, ada target peningkatan dengan asumsi kenaikkan sebesar 20 persen dari tahun sebelumnya, atau sebesar Rp 162.790480.000.

 Selanjutnya, Lazismu juga membuka program kurban untuk kawasan bencana khususnya bencana alam gempa bumi yang terjadi di Lombok, NTB. Saat ini, Lazismu bekerjasama dengan MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) Indonesia yang sedang melaksanakan masa tanggap darurat untuk satu bulan ke depan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline