Setahun belakangan ini pikiran dan hatiku terasa lebih adem ayem. Sudah tidak lagi diliputi dengan perasaan kurang nyaman terhadap diri sendiri atau sudah tidak lagi menyimpan kecemasan yang berlebihan seperti hari- hari yang sebelumnya.
Rasa percaya diriku meningkat walaupun dulu sempat mengalami penurunan, sekarang aku yakin sedikit atau banyak diriku ini punya potensi dan potensi inilah yang akan membantu mengubah kehidupanku saat ini menjadi lebih baik untuk kehidupan dikemudian harinya. "Dengan belajar" potensi yang ada padaku akan terolah, meningkat, berguna dan bernilai!
Dalam waktu terakhir ini aku merasa telah banyak belajar. Diantaranya; belajar mendapatkan solusi dari setiap masalah yang ada, belajar memaafkan kesalahan dan ke'alfa-an diri, belajar mengenal kelebihan dan kekurangan diri serta menerima keduanya, mengenali potensi diri dengan mengupayakan potensi tersebut sebaik- baiknya.
Fokus terhadap pembenahan diri dibandingkan mengurusi urusan milik orang lain, belajar menerima keadaan juga menikmatinya, belajar untuk tidak berkeluh kesah melainkan berusaha untuk selalu ingat bersyukur, belajar mempunyai pendirian dan prinsip.
Menurutku belajar itu tidak hanya didapat dari bangku sekolah saja. Kata belajar itu punya arti luas. Jika belajar itu berlaku hanya di bangku sekolah saja pastinya aku sudah tidak tertarik lagi untuk membaca beberapa buku. Yang lebih penting lagi, ilmu pengetahuan itu didapat bukan hanya di sekolah saja. Tetapi bagiku, ilmu pengetahuan itu "sudah ada di depan mata". Tinggal kita mau memahami dan merasakannya atau tidak!
Jika Anda pun percaya bahwa ilmu pengetahuan itu sudah ada di depan mata, tentunya akan terdengar sedikit agak "menggelikan" tentang kalimat berikut; tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina (yang sering kita dengar itu).
Barangkali makna dari kalimat tersebut adalah dalam menuntut ilmu/ upaya kita untuk mendapatkan ilmu seharusnya kita tidak boleh mudah menyerah. Mendengar negara Cina tentunya bayangan pertama kita akan meng-imajinasikan bahwa Negara Cina itu jauh. Dan sejauh apapun dalam menuntut ilmu kita harus gigih... ya kan?
Esensi belajar yang sebenarnya. Aku ingat sewaktu kecil aku pikir belajar yang benar untuk di sekolahan itu kita mau tidak mau harus membaca materi yang diajarkan, perlu dihafalkan dan ku kira anak- anak yang cerdas itu bagian dari takdir.
Kini setelah aku beranjak dewasa ternyata belajar itu sama sekali bukan yang seperti itu. Akan tetapi belajar yang sebenarnya belajar yaitu kita mengerti betul tentang sesuatu yang sedang kita pelajari kemudian mau menerapkan apa yang kita pelajari itu dalam kehidupan sehari- hari yang intinya sebenarnya ilmu pengetahuan itu yang akan membantu memudahkan kehidupan yang kita jalani.
Dalam berpikir kita perlu belajar untuk menata dan membentuk supaya kita bisa memiliki pola pikir yang bagus serta runtut dan teratur. Butuh latihan, proses dan waktu. Dalam menata hati kita juga perlu belajar melatih diri, mengontrol diri, mengkondisikan keadaan jiwa agar tetap stabil.
Dari pikiran dan hati yang sudah terkondisikan dengan baik maka timbullah motivasi. Apa yang dirasakan mendorong pikiran untuk berpikir yang pada akhirnya menjadikan keduanya mengeksekusi menjadi tindakan.