Jerome S. Bruner adalah seorang peneliti psikologi pendidikan yang terkemuka yang berpendapat bahwa desain pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum masih sangatlah minim.
Teori belajar juga harusnya berfokus tidak hanya pada teori semata melainkan prakteknya di dalam dunia pendidikan yang dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan siswa.
Pada kesempatan kali ini, penulis ingin sedikit berbagi teori belajar kognitivisme dan bagaimana aplikasi atau prakteknya di dalam desain pembelajaran pada umumnya dan pembelajaran IPA kelas 5 pada khususnya.. Teori kognitivisme berbeda dengan teori behaviorisme yang pernah penulis bahas sebelumnya.
Teori ini bukan hanya menekankan pada hasil belajar serta bagaimana hasil belajar tesebut didapatkan berdasarkan stimulus yang diberikan, teori kognitivisme lebih menekankan pada proses belajar yang mencakup beberapa faktor yaitu ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi serta faktor-faktor kejiwaan lainnya. Menurut teori ini, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan yaitu:
- Apa yang ada dalam diri manusia itu sendiri
- Keseluruhan daripada bagian-bagian
- Peranan kognitif
- Kondisi waktu sekarang
- Pembentukan struktur kognitif.
Teori kognitivisme yang akan dibahas pada kesempatan kali ini merupakan teori yang dikemukakan oleh Jean Piaget. Jean Piaget merupakan tokoh kognitivisme yang lahir di Swiss pada 9 Agustus 1896.
Beliau merupakan seorang ahli psikolog swiss serta ahli epistemology genetik. Piaget dikenal dengan teori kognitivisme yang melihat seorang anak berkembang secara intelektual. Menurut Piaget, kognitif seorang siswa dapat dibentuk melalui interaksi dengan lingkungan sosialnya.
Piaget juga beranggapan bahwa kecerdasan akan tumbuh dan berkembang melalui serangkaian tahapan. Ada beberapa tahapan perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Piaget yaitu dimulai dari umur 0-2 tahun yang disebut tahap sensorimotor. Tahapan kedua dimulai dari umur 2-7 tahun atau disebut juga tahapan pra-operasional.
Tahap yang ketiga adalah tahap operasional konkret yang dimulai dari umur 7-13 tahun. Dan yang terakhir adalah tahap operasional formal yang dimulai dari umur 12 tahun ke atas. Setiap tahapan menjelaskan perkembangan siswa secara umum sesuai dengan umurnya.
Namun pada kesempatan kali ini, penulis hanya akan membahas tahapan yang ketiga yaitu tahap operasional konkret.
Pada tahapan konkret operasional, seorang siswa mulai memiliki pemikiran yang lebih logis dan terorganisir, tetapi masih sangat konkret. Artinya siswa akan lebih mudah memahami suatu pembelajaran melalui benda-benda konkret yang dapat mereka amati langsung.
Piaget juga mengemukakan bahwa pada tahapan ini, siswa mulai menggunakan logika induktif yaitu penalaran informasi dari khusus ke umum.