Tak berbalut marmer dan granit,
Rumahku sederhana, berdinding bata.
Atapnya rumbia, hijau bersahabat,
Berbisik irama saat hujan menyapa.
Jendela kayu, berbingkai ukiran,
Mengintip senyum mentari pagi.
Angin berbisik, membawa aroma tanah,
Dan nyanyian burung gereja yang tak pernah sepi.
Lantai terakota, dingin di telapak kaki,
Meneman langkah kecil hingga dewasa.