Lihat ke Halaman Asli

Sendi Suwantoro

Ketua SEMA FTIK IAIN Ponorogo 2023/2024

Glitchverse: Jejak Mata Uang Digital di Dunia Nyata

Diperbarui: 14 Januari 2024   15:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://pixabay.com/

Neon Tokyo berdenyut-denyut. Gedung kaca mencakar langit, hologram iklan melintas sesekali, dan kerumunan manusia berpakaian nyentrik berbaur dengan avatar digital. Di tengah hiruk-pikuk ini, Ray, seorang hacker muda berambut pirang acak-acakan, berlari dengan tas ransel di punggungnya. Keringat membasahi pelipisnya, earphone menancap di telinga, memompa musik techno yang kencang.

Layar augmented reality milik Ray menyala, menampilkan kode-kode berkejaran. Dia baru saja meretas sistem bursa kripto terbesar di Tokyo, Glitchverse. Bukan untuk uang. Ray punya misi lain: melacak jejak mata uang digital misterius yang dikabarkan bisa menghebohkan dunia, mata uang bernama "Phantom."

Glitchverse bukanlah bursa kripto biasa. Ini lebih dari sekadar trading dan investasi. Di Glitchverse, batas antara dunia nyata dan dunia digital kabur. Mata uang kripto tak hanya angka di layar, tapi bisa diwujudkan menjadi objek fisik dalam augmented reality, bahkan dibelikan barang nyata. Phantom kabarnya bisa lebih dari itu. Konon, Phantom bisa memecahkan batasan digital-fisik, membawa benda dari dunia maya ke dunia nyata secara permanent.

Ray menerobos masuk gang sempit, dikejar oleh para security AI Glitchverse. Mereka berbentuk drone holografik, bersenjata laser biru neon. Ray melompat, berputar, dan menghindar, jarinya cekatan mengetik perintah di layar AR. Drone meledak satu per satu, sirnanya tertelan hiruk-pikuk kota.

Dia sampai di sebuah klub bawah tanah tersembunyi. Lampu strobo berkedip, musik trap menggemuruh, dan di tengah kerumunan penari berpakaian nyentrik, berdiri seorang perempuan hacker, rambut hijau neon diikat mohawk. Namanya Kai, partner Ray dalam petualangan digital ini.

Ray menyerahkan tas ransel. Kai membukanya, mengeluarkan sebuah kacamata AR khusus. Kacamata ini bisa mendeteksi anomali digital, jejak Phantom. Mereka memakainya, pandangan mereka berubah menjadi warna-warni glitch, melihat realitas terdistorsi, aliran data tersembunyi.

Berbekal kacamata ini, mereka mengikuti jejak Phantom, melintasi gang-gang berlumuran digital graffiti, menembus firewall virtual, dan bahkan berduel dengan avatar samurai ganas di ruang server bawah tanah. Jejak Phantom membawa mereka ke sebuah gedung tua terbengkalai di pinggiran kota.

Di dalam gedung, mereka menemukan ruang server raksasa, dikelilingi kabel-kabel berdenyut dan layar-layar menampilkan kode-kode rumit. Di tengah ruangan, bertengger sebuah orb hitam pekat, berdenyut-denyut, memancarkan energi aneh. Phantom.

Tapi tiba-tiba, alarm berbunyi. Pemilik Glitchverse, Akira Sato, muncul bersama pengawal bersenjata. Sato yang selama ini dikira investor biasa ternyata dalang di balik Phantom. Dia berambisi menguasai dunia dengan mata uang digital yang bisa membawa benda dari dunia maya ke nyata.

Ray dan Kai bertarung. Jarinya menari di udara, kode-kode berbenturan. Mereka berhasil merusak inti Phantom, tapi orb hitam itu meledak, melepaskan energi dahsyat. Gedung berguncang, dan Ray dan Kai terlempar keluar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline