Lihat ke Halaman Asli

Peran Abdul Malik dan Al Walid dalam Dinasti Umayyah

Diperbarui: 3 November 2019   09:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pemeritahan Pada Masa Abdul Malik bin Marwan

Abdul Malik bin Marwan merupakan pemimpin yang menjabat setelah meninggalnya sang ayah Marwan bin Al-Hakam pada tahun 685 M, dalam kepemimpinannya salah satunya melakukan penaklukan atas musuh-musuh Umayyah pada saat itu. Kemudian pasca penaklukan yang dilakukan pada zaman Abdul Malik, hal yang pertama yang dilakukannya setelah itu ialah membuat kebijakan yang tentang demiliterisasi Arab yang ada pada beberapa daerah perkampungan militer di Iraq sana.

Mulai saat itu, kelompok kemiliteran Suriah mulai berdiri dan menggantikan kedudukan kemiliteran Iraq yang pada awalnya berasal dari sebuah perkampungan kemiliteran yang telah dibangun tepatnya di daerah al-Wasith. Pada masa pemerintahan Abdul Malik, dibawah kekuasaan Abdul Malik ini, dinasti Umayyah mencapai kekuasaanya serta menempati tempat yang terpandang atau mulia. Sosok Abdul Malik merupakan seorang yang dipandang perkasa memiliki sifat kenegarawan yang baik, dan pada saat kepemimpinan Abdul Malik inilah berhasil disterilkan atau dipulihkan kembali akan kaesatuan Islam yang sebelumnya telah terjadi yang dihancurkan dengan para pemberontak, maka Abdul Malik hadir di bawah dinasti Umayyah memerangi dan mengembalikan kesatuan umat Islam pada saat itu.

pertama kalinya pada saat kekhilafahan bani Umayyah, pada masa Abdul Malik tercetaknya mata uang logam, yang dimana menggantika mata uang Bizantium dan Sasaniayang dipakai pada saat itu. Mata uang yang baru di buat dan dicetak ini menghilangkan simboli-simbol yang berkeneaan dengan paham Kristen dan Zoroastrian serta didalamnya menampilkan jenis koin yang bahan dasarnya merupakan emas ada juga perak yang bertuliskan Arab menjadikannya simbol sebuah kedaulatan negara.

Selain itu berdirinya bangunan-bangunan monumental, sarte pada saat itu Abdul Malik bin Marwan menetapkan Yerusalem atau yang kita kenal Al-Quds itu dideklarasikan termasuk sebagai kota suci bagi umat Islam sertra Masjid al-Kubbah al-Shakhra atau yang berkubahkan batu dibangun pada tanah yang menjadi tempat peribadatan umat Yahudi kuno, itulah beberapa yang menadakan kedaulatan negara yang terjadi pada saat itu.

Sampai akhir dipenhujung kepemimpinan Abdul Malik pada tahun 705 M, yang saat itu khalifah telah berganti menjadi Al Walid bin Abdul Malik, yang dimana pada saat itu dinasti Umayyah mencapai masa kejayaannya.

Pemerintahan Pada Masa Al Walid bin Abdul malik

Masa pemerintahan yang berdiri dari tahun 705-715 M, merupakan masa yang didalamnya memiliki ketentraman, kemakmuran serta ketertiban. Ini merupakan salah satu buah yang dapat dipetik dari apa yang telah ditanamkan atau diperjuangkan pada masa ayahnya Abdul Malik bin Marwan.  Kemudian pada masanya lah, telah dibangun masjid-masjid baru di Madinah bagitu pula di Damaskus, hiasan-hiasan serta arsistektur yang menghiasi masjid-masjid, merupakan sebuah tanda akan kejayaan bangsa Arab serta menjadi sebuah bukti akan pengabdian yang telah ada pada negara kepada Agama Islam.

Dibawah kekuasannya pula terjadinya peristiwa besar, yakni perluasan wilayah kekuasaan yang berawal dari Afrika Utara sampai wilayah didaerah Baratdaya, benua Eropa. Dan diabawah panglima Thariq bin Ziyad, kekuasaan Islam mencapai Andalusia, serta pada zamannya lah terjadi pembangunan-pembangunan yang didirikan pada masa Al-Walid sebagai bentuk untuk memakmurkan rakyatnya dan pada zaman ini pula menjadi zaman yang menjadi puncak kebesaran kemajuan akan dinasti Umayyah.   

Didalam kekhalifahan yang terjdai antara Abdul Malik dangan putranya Al Walid memiliki beberapa kesamaan dengan apa yang menjadi pernan keduanya yang ditempuh. Antara lain :

  • praktik administrasi yang dibawakan seperti model Bizantium dan Sasania. Yang di Suriah serta di Mesir segala perangkat administratifnya, begitu pula yang ada di dalamnya berkenaan dengan administrasi pendapatan negaranya mencontoh dari tradisi Bizantium, yang demikian pula kelompok atau organisasi kemiliteran di Suriah mencontoh Bizantium, sementara Iraq yang pengadministrasian negaranya mencontoh model Sasania, dengan didalamnya terdapat empat pembagian bidang, antarnya ; bidang keuangan, kemiliteran, surat-menyurat, serta kedutaan.
  • Kesamaan yang lainnya, adalah dalam menyusun peralihan para pejabat yang berkanaan dengan pajak adalah dari orang-orang yang berbicara berbahasa Yunani dan Suriah kepada orang-orang Arab. Serta segala catatan ringkas, penyalinan, dan laporan-laporan, yang berkenaan dengan dokumentasi, muncul dalam bahasa Arab. Perubahan ini terjadi di Iraq pada tahun 697 M, begitu puladi  Suriah dan Mesir pada tahun 700 M.

Itulah terdapat dua kesamaan antara kepemimpinan Abdul  Malik serta putranya, adapun kesamaan yang terjadi dapat dilandasi dengan tanda-tanda yang menandai kemajuan bangsa Muslim pada saat itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline