Kampus Mengajar adalah bagian dari program Kampus Merdeka yang melibatkan mahasiswa di setiap kampus dari berbagai latar belakang pendidikan untuk membantu proses belajar mengajar di sekolah, khususnya pada jenjang SD dan memberikan kesempatan kepada mereka belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan.
Kampus Mengajar bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan, membantu sekolah untuk memberikan pelayanan Pendidikan yang optimal terhadap semua peserta didik pada jenjang SD dalam kondisi terbatas dan kritis selama pandemi, dan memberikan kesempatan belajar optimal kepada semua peserta didik pada jenjang SD dalam kondisi terbatas dan kritis selama pandemi.
Kegiatan ini dilaksanakan dari bulan Agustus 2021-Januari 2022 atau selama satu semester penuh. Secara khusus kegiatan yang penulis lakukan yaitu bertarget pada siswa kelas 5 SDN 2 Handapherang. Siswa berjumlah 17 orang dengan beranggotakan 10 Siswa perempuan dan 7 siswa laki-laki. Kegiatan ini diharapkan membuat siswa memiliki peningkatan hasil belajar dan tingkat kreatifitas yang lebih baik dari sebelumnya.
SDN 2 Handapherang sendiri merupakan sekolah yang berada di Jl. H. Hasan No.55, Handapherang, Kec. Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Dalam menjalankan kegiatannya, SDN 2 Handapherang berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Berdasarkan sertifikat 02.00/203/SK/BAN-SM/XII/2018 SDN 2 Handapherang memiliki akreditasi B. Pembelajaran di SDN 2 Handapherang dilakukan selama 6 hari dalam seminggu, yaitu dari hari Senin sampai hari Sabtu.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama melaksanakan kegiatan kampus mengajar di SDN 2 Handapherang tepatnya di kelas 5, siswa mengalami penurunan hasil belajar setelah melalui pembelajaran daring yang cukup lama. Siswa juga menjadi terbatas dalam melaksanakan kegiatan, sehingga sulit bagi siswa untuk mengembangkan kreatifitasnya.
Padahal setiap siswa mempunyai banyak potensi yang dapat dikembangkan dan meningkatkan hasil belajarnya. Siswa cenderung menurun motivasinya dalam melaksanakan pembelajaran, maka sebagai guru tentunya harus mampu memperbaiki masalah tersebut.
Seiring dengan kebijakan pemerintah setempat untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka, hal ini tentunya menjadi jalan yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh guru. Dengan menerapkan model pembelajaran Project Based Learning diharapkan dapat mengembangkan kreatifitas siswa selama kegiatan pembelajaran.
Sebelum melaksanakan program ini, penulis melakukan beberapa Langkah observasi. Langkah pertama penulis melakukan observasi lokasi yaitu di Sekolah Dasar Negeri 2 Handapherang.