Lihat ke Halaman Asli

Uraian Pembelajaran Terpadu KD # 1

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Seiring dengan waktu, wajah pendidikan di Indonesia nampaknya masih belum mampu bersaing dengan dunia. Indonesia sebagai negara berkembang masih dalam proses peningkatan mutu pendidikan. Akan tetapi, tidak semua siswa di Indonesia rendah dalam pendidikan, buktinya banyak juga yang memenangkan lombatingkat internasional. Ini menunjukkan bahwa sebenarnya Indonesia memiliki potensi yang tidak bisa di anggap remeh.

Pemerataan pendidikan terus di lakukan oleh pemerintah sampai ke pelosok-pelosok desa, dan wajib belajar 9 tahun merupakan bukti nyata dari program pemerintah. Namun, fakta menunjukkan bahwa pendidikan yang sebenarnya menjadi hak warga negara tidak sepenuhnya didapat oleh seluruh lapisan masyarakat. Banyak anak-anak di Indonesia yang putus sekolah, bahkan ada yang tidak sekolah karena kekurangan biaya. Hal ini harus segera di selesaikan oleh pemerintah, walaupun upaya-upaya pemerintah sedang di galakkan, dan kita sebagai warga negara wajib mendukung hal tersebut.

Dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia, khususnya Sekolah Dasar, masih menggunakan metode lama dalam proses pembelajaran, yaitu penyelesaian program yang di rancang oleh pemerintah. Guru sebagai pelaksana pembelajaran tentu harus mengikuti aturan yang dibuat pemerintah, guru harus menyelesaikan program yang sudah di rancang tersebut dengan tepat waktu. Perancangan program yang dilakukan pemerintah tersebut dirasa belum melihat berbagai potensi berbeda yang ada pada setiap anak didik yang tersebar di seluruh Indonesia, hal ini membawa dampak negatif yaitu potensi anak tidak berkembang secara maksimal. Anak hanya sebagai wadah untuk menerima materi yang diberikan oleh guru. Sebenarnya siapa yang salah? Pemerintah atau guru? Menurut penulis, sebaiknya tidak usah mencari siapa yang salah, akan tetapi bagaimana menyelesaikannya. Mencari sebuah alternatif dalam pendidikan, yang dapat memaksimalkan potensi yang ada pada peserta didik. Pembelajaran terpadu merupakan salah satu alternatif tersebut, sebuah pendekatan belajar mengajar yang diharapkan dapat memaksimalkan potensi siswa.

Mengapa pembelajaran terpadu?

Padmono mengemukakan bahwa pembelajaran terpadu dilatarbelakangi oleh kenyataan-kenyataan: (1) hakikat perkembagan anak secara holistik (anak sekolah dasar berusia 6-12 tahun merupaka masa perkembangan yang sangat kritis. Perkembangan meliputi seluruh ranah yang berlangsung secar bersama-sama dan menyeluruh (holistik)), (2) karakteristik belajar anak (Kegiatan belajar anak tidak terlepas dari karakteristik perkembangannya, anak belajar dengan mengamati peristiwa, interaksi dengan materi yang dipelajari, interaksi dengan orang tua, dan teman sebaya. Interaksi dengan materi mendorong anak belajar secara langsung, konkeret, nyata, dan keterampilan secara alamiah ), (3) kondisi objektif dan kebutuhan (calon guru sekolah dasar harus memiliki bekal kemampuan menyelenggarakan pembelajaran sesuai dengan karakteristik anak sekolah dasar), (4) realitas perkembangan IPTEK dan situasi serba lintas (era globalisasi dan informasi nyata kita lihat bahwa segala sesuatu tidak dapat berdiri sendiri, tetapi menjadikan suatu jaringan (net) yang saling berhubungan dan mempengaruhi )

Depdikbud (dalam Padmono) mengemukakan bahwa ada elemen-elemen yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar, yaitu (1) pengembangan topic, tema, atau peristiwa otentik yang dapat mendorong anak untuk secara mendalam dan bergairah melakukan perbuatan sehubungan belajar, (2) pembelajaran ditekankan pada pembentukan pemahaman dan kebermaknaan, (3)asesmen dalam konteks, dimana tes bukanlah bagian terpisah dari pembelajaran yang berdiri sendiri melainkan terpadu dalam pembelajaran dan tugas-tugas yang dihadapi anak yang lebih bersifat otentik. Asesmen (evaluasi) tidak semata-mata berorientasi pada pencapaian efek pembelajaran tetapi juga dampak pengiring / nurturent effect.

Apa saja aspek yang perlu dipehatikan?

Demi tercapainya maksimalisasi potensi siswa, maka aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan antara lain: setiap siswamerupakan pribadi yang unik, aspek perkembangan berkembang secara holistik (baik fisik, intelektual, pribadi, sosial, emosional, dan moral saling mempengaruhi dan dipengaruhi ); pada anak, belajar dilakukan oleh seluruh tubuh mulai dari somatis (gerak), auditory (pendengaran), visual (penglihatan), dan intelektual (perenungan dan pemikiran) yang saling mempengarihi; kesiapan dan kemampuan guru untukmerancang kurikulum tingkat kelas (guru dapat menyusun berdasar tema atau peristiwa otentik).

Apa itu belajar?

Semiawan (1999: 245) merumuskan secara komprehensif bahwa belajar merupakan aktivitas atau pengalaman yang menghasilkan perubahan pengetahuan, perilaku, dan pribadi yang bersifat permanen.

Morgan dkk (dalam Sumantri dan Permana, 2001: 13) mengutarakan belajar sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman

Para ahli psikologi gestalt (dalam Semiawan, 1998/1999: 247) lebih menekankan bahwa perubahan yang dihasilkan dari perbuatan belajar adalah perubahan pribadi secara keseluruhan, dalam arti lain bahwa belajar itu tidak hanya dapat dilihat akibatnya hanya dari satu aspek saja, melainkan keseluruhan aspek individu, misalnya pikiran, emosi, perilakunya, dan kepribadiannya secara total.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah aktivitas atau pengalaman yang mengahasilkan perubahan perilaku, yang relative tetap dan permanen, dan perubahan tidak terjadi hanya satu aspek saja melainkan menyeluruh (holistik) baik emosi, pikiran, maupun perilaku kepribadiannya.

Apa itu pembelajaran terpadu? Apakah Anda tahu?

Pembelajaran terpadu adalah sebuah pendekatan belajar mengajar yang memadukan berbagai konsep mata pelajaran dalam satu paket pembelajaran yang saling terkait dengan membuat suatu batasan-batasan dalam tema, sehingga pembelajaran terpadu tidak memaksakan keterpaduan, dan pembelajarannya berorientasi pada pengalaman bermakna pada anak. Anak membuat pengertian, konsep-konsep materi berdasarkan pengalamannya dan guru bersifat sebagai mediator dan fasilitator dalam kegiatan pembelajaran.

Apa saja karakteristik pembelajaran terpadu itu?

Padmono mengemukakan karakteristik pembelajaran terpadu sebagai berikut : (1) berpusat pada anak, (2) memberikan pengalaman langsung (Otentik) pada anak, (3) pemisahan bidang studi tidak begitu jelas, (4) menyajikan berbagai konsep bidang studi dalam suatu pembelajaran, (5) bersifat luwes, (6) hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai minat dan kebutuhan anak.

Apa saja kelebihan pembelajaran terpadu?

Pembelajaran terpadu memiliki kelebihan antara lain; (1) kegiatan yang dipilih langsung oleh siswa akan menumbuhkan motivasi yang lebih untuk belajar, (2) dengan adanya pengalaman belajar yang langsung, akan membawa dampak positif yaitu hasil belajarnya akan bertahan lama, (3) dengan adanya interaksi langsung dengan siswa lainnya, akan menumbuhkan ketrampilan sosial siswa, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan respek terhadap gagasan orang lain.

Lanjut,... apa kelemahan pembelajaran terpadu?

Pembelajaran terpadu juga memiliki kelemahan antara lain; (1) keterbatasan sarana belajar, membuat siswa hanya belajar yang seadanya saja (bila tidak ada pengembangan dalam sarana belajar mengajar), (2) penilaian yang menuntut guru tidak hanya menilai hasil belajar, akan tetapi juga proses belajar (3) adanya program dari pemerintah yang berorientasi pada penyelesaian kurikulum, sehingga guru harus berpikir lebih dalam mengajar, (4) guru yangkurang profesional akan kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran terpadu, karena masih terpengaruh pada metode lama.

Siapa yang tahu prinsip pembelajaran terpadu?

Berikut prinsip-prinsip pembelajaran terpadu:

  1. Prinsip penggalian tema

Collin dan Dixon (dalam Padmono) mengemukakan bahwa tema harus : (1) sesuai minat siswa, (2) minat guru, ( 3) kebutuhan murid yaang dapat ditentukan bersama guru berdasar problem sosial, kelas yang dapt membatu memfokuskan agar masalah dapat diselesaikan, (4) waktu; melibtkan musim atau peristiwa otentik yag terjadi, (5) sesuai dengan pengetahuan utama siswa dalam tahun bersangkutan atau peristiwa khusus, (6) sesuai harapan kurikulum masyarakat, (8) tersedianya sumber belajar.

  1. Prinsip pelaksanaan

Padmono mengemukakan prinsip pelaksanaan yaitu(a) Guru bukianlah aktor tunggal yang memerankan sebagai seorang ahli, nara sumber, orator, pengarah yang mendominasi pembelajaaran. Guru hendaknya mampu mengembangkan pembelajaran dari orientasi instruksional ke orientasi Transaksional kerja belajar, (b) Tugas secara jelas didiskusikan antara guru dan siswa. Hasil disepakati dan ditulis secara jeas, manakah tugas individual dan manakah tugas kelompok. Tugas disusun berdasarkan analisis penterjemahan dari tujuan yang akan dicapai, (c)Guru memiliki sikap terbuka dan akomodatif terhadap ide-ide siswa yang terkadang tidak terpikirkan dalam proses perencanaan. Pembelajaran bersifat luwes, jadi jika ada ide pada waktu pembelajarn berlangsung dan ide merupakan hal yang bemafaat, mka ide dapat diterima dan dikembangkan.

  1. Prinsip evaluasi

Padmono mengemukakan prinsip evaluasi dalam pembelajaran terpadu yaitu (a) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri sendiri (self assesment) disamping penggunaan teknik evaluasi lainnya, (b) Guru mengajak murid mengevaluasi pemerolehan belajar yang dicapai berdasarkan kriteria pencapaian tujuan yang telah disepakati bersama dalam kontrak, (c)Penekanan evaluasi pada proses dan hasil. Proses akan menunjukkan bagaimana murid memperoleh pengetahuan, sikap, dan pengembangan keterampilan, dan hasil menunjukkan perubahan perilaku aktual setelah pengalaman belajar.

Akhirnya, penulis berharap setiap anak-anak di Indonesia mendapatkan haknya untuk memperoleh pendidikan, dan pembelajaran terpadu sebagai sebuah alternatif dalam pembelajaran dapat memaksimalkan potensi setiap anak diseluruh Indonesia. Penulis mengajak marilah kita dukung program pemerintah, khususnya dalam dunia pendidikan, tidak harus dalam lingkup formal seperti sekolah, akan tetapi mengajarkan suatu ilmu kepada anak secara langsungpun dapat dilakukan asal itu positif, sehingga setiap anak memperoleh ilmu pengetahuan.

Referensi

Conny R. Semiawan. 1998/1999. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Primary School Teacher Development Project).

Mulyani Sumantri dan Johar Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung. CV. Maulana.

Padmono. 2010. Diakses dari www.kompasiana.com/pdm-45 pada tanggal 23 September 2010

“ Kegagalan tidak pernah mengalahkanku jika tekadku untuk sukses cukup kuat” (Mandino, psikolog Amerika)

“ Saya percaya bahwa pemimpin bertugas untuk menciptakan lebih banyak pemimpin, bukan lebih banyak pengikut” (Ralph Nader)

“ Hidup yang sebenarnya adalah ketika kita hidup menjalani mimpi kita” (Hery David Thoreau)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline