Lihat ke Halaman Asli

Semuel S. Lusi

TERVERIFIKASI

Penulis

Bukan Pilihan

Diperbarui: 19 April 2017   00:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://soundcloud.com/rathu_rachman/iwan-fals-aku-bukan-pilhan-cover

--- satu ---

Sebuah batu nisan terbangun megah, dengan rumahan atap tinggi berdiri pongah menaunginya. Terbuat dari marmer  granit istimewa, ia terlihat menonjol di antara nisan lainnya yang kusam. Usianya baru enam bulanan. Milik seorang pengusaha tambang yang didalamnya tertanam  jenazah putri tunggalnya.

Nisan dan rumahnya. Bak istana anak raja. Putri namanya. Ia bangga dipanggil putri. Menjadi favorit, tempat anak-anak bersendagurau. Bermain congklak, bernyanyi dengan gitar, atau tempat para kaula memadu cinta. Putri tidak pernah kesepian. Sebab, selalu dikunjungi. Baik oleh keluarga, kerabat dan sahabat, maupun anak-anak kampung yang betah menemani.

Batu nisan lainnya iri. Sebab, sebelum pusara putri pengusaha ini ada merekalah yang jadi pilihan. Sebagai tempat bermain dan bercanda.

Puih, pasti tuannya tukang pungli

Bukan, ia pengusaha jahat,” sambung tetangganya.   

Ia merampok mentor sekaligus bapak angkatnya,“ imbuh batu nisan lainnya.

Angin bertiup membawa dedaunan kering, bangkai serangga, debu.  Melemparkannya tanpa ampun ke permukaan batu-batu nisan yang sedang sibuk bergosip. Mereka berteriak, marah, memaki, “dasar angin, kentut syetan, jahanam!” Sudah jarang dikungjungi. Jablay, lai,lai,lai. Abai dari perawatan.  Sampah daunan berserakan, debu menempel di sekujurnya. Sungguh menjengkelkan.

Sementara batu nisan sang putri kontras. Bila diterpa kilatan sinar pagi atau condong matahari barat, ia memantulkan cahaya menyilaukan. Batu nisan lainnya merasa ada kesengajaan. “Itu pasti ejekan,” begitu mereka kerap menggerutu. Pun, setiap pengunjung yang datang, terlebih dahulu membersihkannya. Bila hendak pergi dibersihkan lagi.  Ia sungguh terawat dan dikasihi. Seakan dimanja. Tak adil, bahkan di dunia pekuburan bin pernisanan.

Beberapa anak gadis sedang bermain congklak dan bekel di atas nisan putri. Sambil duduk nyaman di atas ubin marmer yang sejuk, dan terlindung dari terik panas.

--- dua ---

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline