Lihat ke Halaman Asli

Teman Ahok Tegaskan Ahok Tetap Jalur Independen

Diperbarui: 24 Februari 2016   21:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Bola PDIP Berusaha Menembus Jaring Teman Ahok, photo : SFColection"][/caption]Juru Bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas mengatakan bahwa Teman Ahok menghendaki Ahok maju melalui jalur perseorangan, jika PDIP berkeinginan untuk mendukung maka dukungan tanpa syaratlah yang mereka butuhkan.

Niat PDIP mendukung Ahok patut dipertanyakan. Respon PDIP sebenarnya dipicu oleh besarnya dukungan warga Jakarta ditandai dengan penyerahan KTP dukungan ke Teman Ahok.

Saat ini KTP dukungan yang sudah masuk ke Teman Ahok mencapai lebih dari 728 ribu KTP. Dan diyakini akan terus bertambah setiap harinya berkisar 3.500 KTP. Artinya dalam 80 hari kedepan optimis 1 juta KTP akan terkumpul. Hal ini belum tentu dapat dilakukan oleh PDIP jika mereka turun untuk mengumpulkan KTP dengan tanpa embel-embel seperti yang dilakukan oleh Teman Ahok.

Teman Ahok dan PDIP Sama Kuat

Tersirat pernyataan seorang petinggi PDIP yang mengklaim bahwa sebetulnya KTP yang dikumpulkan tersebut sebenarnya para simpatisan partai juga. Pernyataan yang cukup berani, dan ini tidak dibantah oleh Teman Ahok yang menyatakan bisa saja itu terjadi namun jumlahnya tidaklah banyak.

Para petinggi PDIP mungkin terkena amnesia, seharusnya mereka tahu bahwa angka golput yang terjadi di Jakarta pada Pemilu Legislatif 2014 lalu sebesar 31,3% atau sejumlah 2,2 juta suara, jika dibandingkan dengan angka suara Golput tahun 2009 sebesar 42% atau sejumlah 2,95 juta suara, berarti ada 10,7% atau 750 ribu suara golput yang mulai memberikan suaranya (Statistik Daerah Provinsi DKI Jakarta 2015, BPS 2015) dan disinyalir 10,7%  atau sebesar 750 ribu suara ini karena pengaruh sosok Jokowi-Ahok bukan pemilih partai.

728 ribu KTP untuk Ahok  saat ini tidak berbeda jauh dengan jumlah penurunan angka golput sebesar 10,7% dan tidaklah salah jika kita berasumsi bahwa KTP yang terkumpul di Teman Ahok saat ini adalah para golput tahun 2009 tersebut, dan kemungkinan akan bertambah sesuai dengan rerata pertambahan jumlah pemilih baru DKI Jakarta pertahun sebesar 200 ribu lebih.

Suara PDIP di DKI Jakarta 2014 itu hanya sebesar 28% atau 1,23 juta suara sejatinya tidaklah cukup untuk memenangkan Ahok, jika dibandingkan dengan suara Teman Ahok yang akan mencai 1 juta KTP dukungan tentunya kekuatan itu tidak akan terpaut jauh. Artinya antara PDIP dan Teman Ahok sebetulnya mempunyai dukungan yang sama kuat.

Amnesia selanjutnya adalah suara PDIP pada tahun 2009 di DKI Jakarta itu hanya 10,74%, sedangkan basis pendukung fanatik PDIP itu dikisaran 14 s/d 19% ada penurunan 4 s/d 8%, jika saat ini suara PDIP mencapai 28% maka selisihnya yang sebesar 9 s/d 14% dari basis pendukung fanatik itu tak pelak lagi adalah milik Jokowi Ahok yaitu dikisaran 450 ribu s/d 750 ribu suara, cocok dengan jumlah KTP dukungan yang sudah dikumpulkan oleh Teman Ahok saat ini.

Jika kita plot lagi dengan asumsi bahwa suara murni PDIP DKI Jakarta itu adalah 19% (sesuai suara nasional), maka 9% selisih suara tersebut adalah suara Jokowi Ahok yang saat ini milik Ahok seorang ditambah asumsi awal turunnya suara golput DKI Jakarta sebesar 10,7% adalah karena pengaruh Jokowi Ahok maka dapat disimpulkan bahwa suara Ahok sebenarnya adalah 19,7% (9% ditambah 10,7%), sedangkan suara PDIP juga di kisaran 19%. Jadi adalah hal yang wajar jika Ahok sangat berat untuk melepaskan Teman Ahok karena antara PDIP dan Teman Ahok sebetulnya sama kuat dalam potensi mengumpulkan suara dengan total suara keduanya adalah 38,7%, dan belum menjamin untuk memenangkan Ahok. Klop dengan hasil survey elektabilitas Ahok yang dikisaran 38 s/d 43,5%. Ahok jelas butuh dukungan dari pihak lain lagi selain PDIP dan Teman Ahok.

Teman Ahok tak pernah meminta parpol yang ingin mengusung Ahok meminta izin terlebih dulu kepada mereka. Pernyataan itu keluar dari Ahok sendiri, sebagai apresiasi kerja keras Teman Ahok yang sudah bersusah payah mengumpulkan KTP dukungan untuk mengusung Ahok maju melalui jalur perseorangan atau independen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline