Lihat ke Halaman Asli

ISL Memang Buruk dan Tidak Bermutu

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Indonesia Super Leage (ISL) segera berputar, tidak sampai 1 minggu lagi hanya hitungan hari saja.
Sebagai liga kasta tertinggi di Indonesia kehadiran nya memang selalu ditunggu oleh para fans nya dan para penikmat sepakbola lokal.
Tidak berbeda dengan negara2 lain, liga tertinggi merupakan refresentatif dari Timnas negara tersebut, pun demikian dengan ISL.

Kegagalan Timnas Indonesia untuk melaju ke putaran final Piala Asia di Australia 2015 dapat menjadi salah satu indikator bahwa liga nya tidak berhasil atau buruk dan tidak bermutu, belum lagi paceklik Gelar selama 23 tahun belakangan ini, dan itupun hanya di level ASEAN.
Dalam laga laga ISL ditahun tahun sebelumnya hingga laga pra musim yg baru saja berlalu, masih juga terlihat prilaku tidak baik dan tidak sportif pemain pemain klub2 ISL, dimulai dari tidak menghormati keputusan wasit, hingga perbuatan mencederai lawan kerap terjadi, dan tidak jarang tindakan perkelahian antar pemain, bahkan dengan pemain dari klub yg sama.
Dari sisi klub, masalah finansial juga menjadi sorotan, dimana beberapa klub hingga menjelang berputarnya liga masih menyisakan tunggakan gaji kepada pemain, namun sedikit demi sedikit telah dapat diselesaikan.

Belum lagi tudingan sebagian masyarakat tentang liga yg sudah diatur oleh para MAFIA, sehingga Gelar Juarapun sebetulnya sudah diatur. Tiap perhelatan turnamen maupun kompetisi yang diselengarakan oleh PT. LI selaku operator ISL, selalu mereka buatkan semacam analisa siapa yang akan menjadi Juara nya telah ditentukan sebelumnya, walaupun sebagian besar analisa tersebut meleset jauh.

Peristiwa peristiwa diatas tentunya Menambah daftar panjang keburukan keburukan yang tentunya perlu kita benahi bersama, seluruh komponen sepakbola Indonesia dari mulai Assosiasi (PSSI dan PSSI Provinsi dan Kabupaten/Kota), Klub-klub anggota PSSI, Asosiasi Pemain, Asosiasi Wasit dan seluruh kelompok Suporter hingga Pemerintah Daerah dan Aparat Keamanan, hendaknya bahu membahu bekerja sama dalam menciptakan persepakbolaan yg bermutu dan berkualitas demi kepentingan bangsa.

Sungguh ironis, dibalik fakta fakta indikator keburukannya, ISL masih terlalu seksi bagi seluruh media televisi di Indonesia, mereka bersaing untuk memperebutkan hak siar dalam menayangkan laga ISL secara live. MNC Grup dan K-Vision menjadi pemenangnya, mereka akan menyiarkan secara live sekitar 90% laga2 ISL hingga laga yg berlangsung di Papua yang selama ini jarang dilakukan. Bahkan salah satu stasiun televisi tersebut telah menguasai kepemilikan sebuah klub.
Secara logika timbul pertanyaan, apakah para personil manajemen media tersebut adalah orang2 BODOH, memperebutkan sesuatu yang BURUK dan tidak BERMUTU, secara pikiran orang awam, bahwa lumrahnya sesuatu yang diperebutkan itu adalah yang BAIK bukan yang BURUK.

Lebih dramatis lagi adalah sebuah Klub yang sampai saat ini dimana Liga sudah akan dimulai, masih memaksakan diri untuk menuntut supaya diikutkan dalam Kompetisi ISL, Liga Mafia yang Juaranya sudah ditentukan, penuh dengan kekerasan, Liga yg memadukan sepakbola dengan olahraga beladiri.

Sebagai sebuah klub yang bersih dan bermartabat sebetulnya mereka tidaklah PANTAS bermain di ISL, Liga yang BURUK dan tidak BERMUTU yg penuh trik dan dikendalikan oleh para MAFIA.

ISL memang Liga yg BURUK dan tidak BERMUTU, namun dari keburukannya itu terlihat tekad para pengurusnya untuk memperbaiki diri demi menuju Liga yang baik dan bermutu dan satu persatu kemajuan demi kemajuan mulai muncul, dan memang butuh waktu.

SALAM
.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline