Lihat ke Halaman Asli

Sate Jaran

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu ketika Mas Bagong mendapat perintah dari Rama Semar untuk membeli kuali baru di pasar. Dengan senyum ceria Mas Bagong, dengan bibir lebarnya tak mampu menolak perintah ayahandanya, bahkan badan bulatnya segera berlenggok menuju pasar. dari kejauhan tampak seperti bola raksasa yang menggelinding menuruni bukit. Bola hitam emas karena tertimpa cahaya matahari pagi. Kabut tipis menyelimuti pasar diujung perkampugan itu. Mas Bagong rehat sejenak, sembari mengusap keringat. Ia memang selalu berkeringat bahkan saat orang-orang merasa dingin. Tiba-tiba ia dikejutkan suara gemuruh hebat, mata bulatnya kian membelalak. Ia kenal betul suara itu berikut asal muasalnya. Ia tau betul apa yang akan terjadi ketika suara itu muncul....

Mas Bagong segera mondar-mandir disaentero pasar....matanya membualat mencari sesuatu...masih terlalu sepi...bakul-bakul belum banyak tampak...padahal ini sudah kelewat siang....suara itu makin sering terdengar, gemuruhnya menggelisahkan banyak orang disekitarnya..."ha itu dia...." teriak Mas Bagong...tubuhnya segera berguling menuju sesuatu yang sudah sangat ditunggunya. Seorang laki-laki dengan pikulannya, membawa sekuali besar bumbu...yah penjual sate itu...benar-benar dinantinya.

usut punya usut suara itu dari perut Mas Bagong..ketika perut manusia normal mengisyaratkan lapar dengan istilah keroncongan, maka perutnya mengisyaratkan dengan gemuruh yang sangat keras. Laparnya Bagong adalah mewakili laparnya sekian ribu manusia lainnya. sehingga dalam banyak cerita, ia digambarkan sebagai orang yang selalu makan, tapi tidak pernah kenyang, karena sejatinya ia "makan" untuk orang lain yang kenyang...

" Mas satenya ya..?"pesannya begitu bakul sate itu mendekat

" Nggih, berapa Mas?"

"5 porsi, sekalian dawetnya juga 5 porsi"

"Lha apa habis sampeyan?" tanya si bakul kurang percaya tapi diam-diam tetep ia siapkan pesanan Bagong.

"Habis"

"Mangga satenya, dirahabi, minuman menyusul"

"wah, enak ini, bumbunya enak juga....tapi kok dagingnya tipis-tipis, sate apa to mas?"

"Sate jaran (kuda)"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline