Lihat ke Halaman Asli

Warga Desa Bolopleret Siap Memilah Sampah dari Rumah dengan Budaya Kaizen 5S

Diperbarui: 12 Agustus 2023   22:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Mahasiswa KKN TIM II UNDIP 2023 melaksanakan program monodisiplin edukasi penerapan budaya kaizen 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) kepada warga desa Bolopleret guna meningkatkan produktivitas mereka dalam memilah sampah dari rumah di Desa Bolopleret, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten oleh Selvrida Eka Junaidi jurusan Teknik Industri, Universitas Diponegoro. Budaya 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) merupakan budaya Jepang yang bertujuan untuk memaksimalkan efektivitas, efisiensi, dan kualitas tempat kerja dengan mengatur penggunaan alat, perawatan alat, dan memastikan proses kerja berjalan rapi.

Dalam Bahasa Indonesia konsep 5S diadaptasi menjadi 5R yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin. Budaya 5S diperkenalkan kepada masyarakat Desa Bolopleret untuk membantu masyarakat dalam melakukan pemilahan sampah dari rumah guna meningkatkan produktivitas dan kebersihan lingkungan di Desa Bolopleret. Hal ini dilakukan karena sampah-sampah di Desa Bolopleret masih bercampur antara sampah organik dan anorganik sehingga sampah yang dihasilkan tidak bermanfaat dan hanya menumpuk di tempat pembuangan sampah (TPS).

Program monodisiplin edukasi penerapan budaya 5S dimulai dengan kegiatan memberi pemaparan teori budaya 5S untuk meningkatkan pengetahuan. Budaya 5S dimulai dengan Seiri (Ringkas) yaitu kegiatan memilah dan menempatkan sesuai jenis dan bentuknya, contohnya sampah sisa dari makanan, buah, sayuran dibuang ke tempat sampah organik dan botol minuman, kaleng, dibuang ke tempat sampah anorganik. Kemudian Seiton (Rapi) dengan melakukan penempatan tempat sampah yang sudah dipilah dengan rapi dan pemberian label pada tempat sampah sesuai jenis sampahnya. 

Dilanjutkan Seiso (Resik) yaitu membersihkan tempat sampah, tempat kerja pemilahan, dan tempat penampungan sampah. Selanjutnya Seiketsu (Rawat) dengan membuat daftar prosedur pengelolaan sampah dan jadwal perawatan peralatan serta fasilitas yang digunakan. Terakhir yaitu Shitsuke (Rajin) dengan membuat jadwal pengumpulan, pemilahan, dan penyetoran sampah serta melakukan ringkas, rapi, resik, dan rawat secara konsisten. Edukasi ini dihadiri oleh 15 ibu-ibu perwakilan dari setiap RT di Desa Bolopleret dan beberapa orang dari perwakilan PKK.

Selain penerapan budaya 5S di Desa Bolopleret, mahasiswa KKN TIM II Undip 2023 juga melakukan pendampingan penerapan 5S di TPS Desa Bolopleret. Hal ini dilakukan untuk membantu penataan ulang dan pembersihan TPS Desa Bolopleret. Harapannya setelah dilakukan penerapan 5S, pengurus TPS Desa Bolopleret menjadi lebih nyaman dan produktif dalam mengelola dan mengolah sampah.

dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline