Lihat ke Halaman Asli

Menuju Transisi Energi, Bagaimana Kesiapan Indonesia?

Diperbarui: 23 Juni 2023   19:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Transisi energi merupakan proses merubah penggunaan sumber energi yang berbasis fosil dan tidak ramah lingkungan menjadi penggunaan energi bersih dan ramah lingkungan seperti tenaga surya, air, panas bumi, dan angin. Transisi energi ini dilakukan untuk menekan risiko pemanasan global yang berpotensi mengancam kehidupan di masa mendatang. Dalam waktu dekat ini Indonesia telah melakukan kerja sama multilateral bersama 14 lembaga internasional, diantaranya Asian Development Bank (ADB), Islamic Development Bank (IDB), World Bank, HSBC Standard dan lembaga lainnya.


Menteri Energi dan Sumber  Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menegaskan akan pentingnya peningkatan kerja sama internasional untuk mendukung transisi energi. "Dalam pengembangan energi terbarukan, kita tidak dapat berjalan sendiri tanpa melibatkan negara-negara lain, mengingat kompleksnya tantangan transisi energi. Kerja sama internasional diperlukan untuk mendukung Indonesia lebih mampu dan berkualitas dalam persaingan industri energi global." Ungkapnya.


Mengenai kesiapan Indonesia dalam transisi energi ini, pemerintah Indonesia resmi meluncurkan Energy Transition Mechanism (ETM) yang merupakan sebuah bentuk koordinasi utama dan penggerak untuk mendorong transisi yang adil dan terjangkau di Indonesia untuk sektor energi. Kerja sama yang dilakukan Indonesia bersama 14 lembaga internasional tersebut membuat Indonesia menjadi negara yang terdepan dalam menyiapkan energi bersih yang terjangkau secara global. Langkah utama yang dilakukan untuk mempercepat transisi energi ini dapat dilakukan dengan inisiasi pensiun dini mengenai penggunaan batu bara atau mengajukan ulang pendirian pembangkit tenaganya. Tentunya hal ini tidaklah mudah dan membutuhkan investasi yang besar maka dari itu kerja sama internasional sangat penting dalam menyelesaikan hal ini.


Dampak positif dari langkah transisi energi ini diyakini dapat mengurangi sekitar 50 juta ton emisi karbon pada tahun 2030, atau kisaran 160 juta ton pada tahun 2040. Dalam hal ini PT Sarana Multi Infrastruktur ditunjuk sebagai countr platform ETM manager dalam mengelola kerangka pendanaan dan pembiayaan transisi energi di Indonesia.


Dikutip dari website www.ekon.go.id mengenai pendapat Menko Airlangga tentang transisi energi, beliau mengungkapkan: "Transisi ke sumber energi ramah lingkungan mampu menciptakan jutaan pekerjaan, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan mendorong transfer teknologi sehingga membangun keterampilan tenaga kerja terutama di negara berkembang."


Saya sebagai penulis tentunya setuju jika transisi energi ini benar-benar terlaksana dengan baik. Mengingat bahwa selama ini kita menggunakan energi fosil yang menimbulkan ancaman serius, diantaranya dapat menipiskan cadangan minyak bumi karena energi fosil sifatnya tidak bisa diperbarui sehingga jika digunakan secara terus menerus maka akan membuat cadangan fosil semakin menipis, kemudian menimbulkan adanya ketidakstabilan harga akibat banyaknya permintaan akan minyak bumi, dan ancaman serius lainnya yaitu banyaknya polusi gas rumah kaca akibat pembakaran bahan bakar fosil yang tentunya hal tersebut akan berdampak pada kesehatan lingkungan. Maka dari itu pelaksanaan transisi energi ini diharapkan berhasil dilaksanakan agar dapat mencegah dampak-dampak buruk yang akan terjadi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline