Lihat ke Halaman Asli

Selvi Rosalia Marsalusiana

Mahasiswa Universitas Negeri Malang

Implementasi Pengentasan Kemiskinan di Kota Malang: Langkah Nyata Menuju SDGs 2030 di Indonesia

Diperbarui: 8 Desember 2024   19:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar data kemiskinan di Kota Malang tahun 2023, sumber: BPS Kota Malang 

     Kemiskinan masih menjadi tantangan besar di Indonesia, termasuk di Kota Malang. Dengan pesonanya yang memikat dan terkenal sebagai salah satu pusat pariwisata dan pendidikan di Indonesia, Kota Malang masih menyimpan permasalahan kemiskinan. Tahukah kamu? kemiskinan di Kota Malang masih menjadi polemik yang harus segera diselesaikan hingga saat ini. Pada tahun 2020, pandemi Covid-19 mempengaruhi perekonomian masyarakat di Kota Malang, khususnya sektor pariwisata. Diberlakukannya sistem lockdown mengakibatkan banyak tempat wisata ditutup. Hal ini menyebabkan banyak masyarakat yang semula bekerja di sektor pariwisata harus berhenti bekerja sehingga angka pengangguran meningkat. Akibatnya, banyak masyarakat yang pendapatannya kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Tentu saja, hal ini mengakibatkan angka kemiskinan di Kota Malang meningkat. Namun, masih ada faktor lain yang menjadi penyebab kemiskinan. Apa saja faktor yang dapat menyebabkan kemiskinan? Lalu, bagaimana dampak dari kemiskinan tersebut?

     Di tengah kemajuan dan perkembangan kota, masalah kemiskinan membutuhkan perhatian dan solusi nyata dari banyak pihak. Bagaimana langkah pemerintah dalam mengatasi kemiskinan? Lalu, apa kontribusi yang dapat kita lakukan untuk membantu mengatasi permasalahan ini? Menuju tahun 2030, Indonesia berkomitmen untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), termasuk target penghapusan kemiskinan dalam segala bentuknya. Artikel ini akan membahas faktor penyebab, dampak kemiskinan, dan implementasi langkah nyata yang dapat dilakukan untuk pengentasan kemiskinan di Kota Malang menuju SDGs 2030 di Indonesia.

     Apakah kemiskinan itu? Pada tahun 1990, World Bank mendefinisikan kemiskinan sebagai ketidakmampuan dalam memenuhi standar hidup minimal. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), kemiskinan adalah kondisi ketidakmampuan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar, baik makanan maupun bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Lalu, apakah kamu pernah berfikir bagaimana seseorang dapat dikategorikan sebagai masyarakat miskin? Menurut Bank Dunia seseorang dapat dikategorikan sebagai masyarakat miskin apabila pendapatan minimum dibawah $2,15 per hari, atau sekitar Rp32.745 per hari. Garis kemiskinan mencerminkan nilai rupiah pengeluaran minimum yang diperlukan seseorang untuk memenuhi kebutuhan pokoknya dalam waktu sebulan, baik kebutuhan makanan ataupun non-makanan (Fatmawati, et al, 2022). Garis kemiskinan makanan ialah nilai pengeluaran minimum untuk kebutuhan makanan. Sedangkan garis kemiskinan non-makanan ialah nilai pengeluaran minimum untuk kebutuhan diluar dari makanan seperti biaya pendidikan, sandang, papan, dan lain-lain. 

     Dari penjelasan sebelumnya, mengapa kemiskinan masih terjadi hingga saat ini? Sharp (1996) dalam Kuncoro menyatakan penyebab kemiskinan dapat dilihat dari 3 hal, Yang pertama secara mikro kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pada kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang tidak sama. Contohnya, A memiliki akses tanah atau lahan untuk bercocok tanam, sehingga mendapat penghasilan tambahan, sedangkan B tidak memiliki akses tanah atau lahan sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kedua,  kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumber daya manusia. Contohnya, A memiliki pendidikan dibawah pendidikan wajib 12 tahun, sehingga A sulit mendapatkan pekerjaan yang layak untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Ketiga, kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam modal. Kurangnya akses modal seperti pinjaman dan investasi membuat seseorang sulit memulai usaha atau meningkatkan pendapatan. World Bank menyatakan ada 5 faktor yang dianggap dapat menyebabkan terjadinya kemiskinan, yaitu: (a) pendidikan, (b) jenis pekerjaan, (c) gender, (d) akses terhadap pelayanan kesehatan dasar, dan (e) infrastruktur dan lokasi geografis. Dari faktor-faktor diatas, dapat diambil kesimpulan faktor utama yang menjadi penyebab kemiskinan adalah rendahnya pendidikan, kurangnya lapangan pekerjaan, rendahnya sumber daya manusia, dan kurangnya akses modal. 

     Dari faktor-faktor sebelumnya, tahukah kamu? hingga saat ini, kemiskinan masih mengakibatkan dampak negatif yang begitu besar. Berikut ini merupakan dampak dari kemiskinan dalam bebagai bidang, diantaranya:

1. Dampak Ekonomi

Kemiskinan mengakibatkan ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan pokok, membuat seseorang bergantung kepada bantuan pemerintah dan program sosial, kemiskinan dapat memicu ketidakstabilan ekonomi seperti inflasi, pengangguran, dan perlambatan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

2. Dampak Sosial

Kemiskinan dapat mengakibatkan kesenjangan sosial antara kelompok masyarakat yang berbeda strata sosialnya. Selain itu, kemiskinan juga menyebabkan diskriminasi sosial antar masyarakat dan meningkatnya kriminalitas karena tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup. 

3. Dampak Kesehatan

Kemiskinan mengakibatkan munculnya berbagai masalah kesehatan di masyarakat karena kurangnya biaya untuk berobat sehingga dapat meningkatkan angka kematian. Selain itu, kemiskinan dapat mengakibatkan kesehatan mental yang buruk karena beban pikiran untuk memenuhi kebutuhan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline