Lihat ke Halaman Asli

Selvina

Mahasiswa Sosiologi

KPR Rumah atau Ngontrak: Dilema Kehidupan Zaman Sekarang

Diperbarui: 10 Oktober 2024   14:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rumah sebagai tempat tinggal dan bernaung menjadi salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia selain sandang dan pangan. Rumah dianggap sebagai tempat untuk mebangun keluarga dan juga untuk beristirahat sehari-hari setelah lelah bekerja, menjadi tempat bernaung dari hujan dan panas. Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, tidak semua orang bisa memprovided dirinya sendiri untuk memiliki rumah. Banyak orang memilih untuk kost dan menyewa rumah dengan anggapan bahwa sewa menyewa lebih murah dan terjangkau daripada harus membelinya. Penulis tidak menyalahkan pemikiran tersebut, mengingat harga properti sangat melonjak jauh diatas ekspektasi dan kemampuan kita untuk bisa membelinya. 

Pada akhirnya banyak yang memilih untuk tinggal secara kost ataupun menyewa rumah menyewa apartemen dan rusun di kota-kota besar khususnya jakarta guna menghemat biaya pengeluaran keluarga. Mungkin bagi individu yang masih tinggal sendiri, banyak yang memilih untuk tinggal di kost, berbeda lainnya jika sudah berkeluarga, membutuhkan tempat yang luas dan besar bagi anak-anak tumbuh hingga mengharuskan untuk menyewa rumah, apartemen atau kontrakan. Pertanyaanya adalah, mengapa para pasangan muda ini tidak memilih untuk melakukan cicilan rumah atau KPR?. 

Jawabannya ada dalam hal finansial, mungkin untuk bisa membeli rumah KPR di Jakarta sangat mahal dan sulit, alternatif yang dilakukan adalah dengan membeli rumah di daerah pinggiran jakarta seperti Bekasi, Depok, Bogor, Tangerang dan Citayam karena harga rumah KPR disana terjangkau. Namun ada beberapa golongan orang juga memilih untuk mengontak di rumah saja daripada harus membayar bunga yang besar guna membeli KPR. Bagaimana mungkin? apakah lebih menguntungkan seperti itu? 

Belakangan ini banyak berita yang bersliweran tentang KPR rumah subsidi yang memberikan jumlah bunga diluar batas nalar atau sangat besar, banyak juga developer rumah yang menaikan harga cicilan rumah kpr sesuai dengn suku bunga. Sehingga harga rumah yang seharusnya dibayarkan hanya 180 juta bisa membengkak hingga 250 juta karena adanya bunga. Oleh karenanya banyak orang yang memilih untuk hidup mengontrak agar bisa menyisihkan uang lebih dan tidak mau uang tersebut terbuang untuk membayar bunga perumahan yang lumayan banyak. 

Mungkin titik perbedaan mutlaknya hanya jika menyewa rumah tidak leluasa dan tidak punya kuasa akan rumah itu berbeda dengan KPR rumah yang mana bermodalkan sabar maka dimasa 10 sampai 15 tahun yang akan datang rumah tersebut menjadi milik kita dan bisa mewaruskinnya kepada keturunan. berita bersliweran tentang ketakutan dalam melakukan KPR rumah karena bunga ini sering kali membuat proyek perumahan subsidi yang diberikan oleh pemerintah menjadi mangkrak dan tidak jalan. 

penulis tidak bisa menyalahkan pilihan masing-masing individu dalam hal memilih keputusan finansial nya, masing-masing keluarga mempunyai rencana nya masing-masing untuk masa yang akan datang. Penulis hanya berharap yang terbaik bagi kita generasi muda untuk terus bisa memenuhi kebutuhan hidup pokok kita selain sandang dan pangan, papan juga perlu diperhatikan. Hal ini dikarenakan banyak yang menganggap enteng keberadaan rumah untuk sebuah keluarga, rumah itu menjadi salah satu sarana investasi masa depan yang sangat terjamin. 

Rumah memang memiliki harga yang sangat mahal tidak sebanding dengan pendapatan rata-rata penduduk di indonesia, walau pemerintah sudah memberikan subsidi agar banyak keluarga di Indonesia yang mampu memiliki rumahnya masing-masing. Tetap saja membeli rumah dengan gaji yang hanya berkisaran 3-5 juta dan membayar cicilan rumah harga 1 juta perbulan sungguh sangat ironi. Oleh karena itu penulis tidak akan menyealahkan para perantau yang lebih memilih melakukan KPR rumah di daerah pinggiran Jakarta dengan harga yang jauh lebih murah dengan minus jauh dari tempat kerja. Banyak pengorbanan yang dilakukan seseorang untuk memiliki rumah, semua cara dilakukan bahkan tanpa harus tinggal di jakarta yang notabene pusat perkonomian indonesia. 

Sebenarnya secara garus besar, dilema pembelian rumah KPR bukan hanya dialami oleh masyarakat Jakarta saja, melainkan kota-kota besar di indonesia juga mengalaminya. Akan lebih baik jika kita bisa memutuskan kemampuan finansial dan merencanakan kemampuan finansial dengan baik. lalu, apa saja sih kelebihan dan kekurangan dari KPR dan ngontrak rumah? 

Kelebihan dari KPR 

- mempunyai kepastian akan tempat tinggal dan kepemilikan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline