Latar Belakang awal sejarah dan Sosial Era Orde Lama dan Orde Baru di Indonesia yaitu Peristiwa 1965-1966 Kudeta yang gagal oleh Gerakan 30 September (G30S) menyebabkan pembantaian massal terhadap anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI). Kejadian ini dipicu oleh ketakutan akan penyebaran komunisme dan didukung oleh militer di bawah Suharto. Rezim Suharto Pemerintahan Suharto menggunakan kekerasan untuk menekan oposisi politik dan mempertahankan kekuasaan. Banyak aktivis, mahasiswa, dan oposisi politik menjadi korban penindasan. Kerusuhan Mei 1998 ketidakpuasan ekonomi dan sosial memicu kerusuhan besar, termasuk penjarahan, pembakaran, dan serangan terhadap etnis Tionghoa. Ketidakpuasan ini sebagian besar diarahkan pada pemerintahan Suharto yang otoriter dan korup.
Pasca-Reformasi maka itu Konflik Komunal dan Terorisme Konflik berbasis etnis dan agama seperti di Poso dan Maluku sering kali disebabkan oleh ketidakadilan ekonomi, perebutan sumber daya, dan ketegangan agama. Terorisme oleh kelompok radikal seperti Jemaah Islamiyah juga mencerminkan ekstremisme berbasis ideologi yang mengarah pada kekerasan. Faktor-faktor Penyebab Kekerasan , Ketidakadilan Sosial-Ekonomi Ketimpangan ekonomi dan sosial menjadi pemicu utama konflik dan kekerasan. Peran Militer, Militer sering kali memainkan peran dominan dalam mengendalikan kekerasan, namun juga terlibat dalam praktik kekerasan itu sendiri. Keragaman Etnis dan Agama Keragaman yang besar dalam populasi Indonesia sering kali menjadi sumber ketegangan, terutama jika disertai dengan diskriminasi dan ketidakadilan.
Latar Belakang Sejarah dan Sosial di negara jerman Era Weimar dan Nazi: Republik Weimar: Ketidakstabilan politik setelah Perang Dunia I menyebabkan konflik antara kelompok ekstremis kanan (Nazi) dan kiri (Komunis), yang berujung pada kekerasan politik. Era Nazi: Rezim Nazi menggunakan kekerasan sistematis untuk mengeliminasi oposisi politik dan menjalankan Holocaust, yang menewaskan jutaan orang Yahudi dan kelompok minoritas lainnya. Pasca-Perang Dunia II ' Jerman Timur dan Barat Di Jerman Timur, rezim komunis menggunakan kekerasan dan penindasan untuk mempertahankan kontrol. Di Jerman Barat, kekerasan politik termasuk serangan oleh kelompok teroris Red Army Faction (RAF) yang menargetkan pemerintah dan institusi kapitalis.
Jerman Bersatu Era Modern , Neo-Nazi dan kelompok ekstremis kanan di Jerman melakukan serangan terhadap imigran dan minoritas, menunjukkan bahwa ekstremisme kanan masih menjadi masalah serius. Faktor-faktor Penyebab Kekerasan,
Ideologi Ekstremis Kekerasan politik sering kali dipicu oleh ideologi ekstremis, baik dari kanan (Neo-Nazi) maupun kiri (RAF).
Sejarah Totalitarianisme Pengalaman sejarah dengan rezim otoriter (Nazi dan Komunis) mempengaruhi dinamika kekerasan politik di Jerman. Migrasi dan Multikulturalisme Ketegangan yang timbul dari masalah migrasi dan integrasi minoritas juga menjadi sumber konflik dan kekerasan politik, Perbandingan Spesifik Sumber Kekerasan Indonesia Konflik sering kali berbasis pada ketidakadilan sosial-ekonomi, etnis, dan agama. Penggunaan militer dalam mengatasi kekerasan juga berkontribusi pada pelanggaran hak asasi manusia. Jerman Kekerasan lebih sering dipicu oleh ideologi ekstremis, baik dari kelompok kanan maupun kiri. Masalah migrasi dan integrasi minoritas juga memicu kekerasan oleh kelompok ekstremis kanan.
Reaksi Pemerintah di Indonesia Pendekatan militeristik sering digunakan untuk menekan kekerasan, namun sering kali mengarah pada pelanggaran hak asasi manusia dan ketidakadilan, kalau di negara Jerman Pemerintah cenderung menggunakan penegakan hukum dan kebijakan anti-ekstremisme untuk menangani kekerasan politik. Ada upaya yang kuat untuk menanggulangi ekstremisme melalui program pendidikan dan integrasi. Dinamika Sosial di Indonesia sebuah keragaman etnis dan agama yang tinggi sering kali menjadi sumber ketegangan, terutama di wilayah-wilayah dengan ketidakadilan ekonomi yang mencolok dan di negara Jerman Sejarah panjang totalitarianisme dan trauma dari Perang Dunia II dan Holocaust mempengaruhi pendekatan terhadap kekerasan politik, dengan fokus pada pencegahan ekstremisme.
Kesimpulan dari dua negara tersebut yaitu Kekerasan politik di Indonesia dan Jerman menunjukkan dinamika yang kompleks yang dipengaruhi oleh sejarah, ideologi, dan struktur sosial-ekonomi masing-masing negara. Sementara Indonesia lebih banyak menghadapi kekerasan berbasis etnis dan agama serta peran militer dalam penindasan, Jerman lebih banyak berhadapan dengan ekstremisme ideologis. Kedua negara memerlukan pendekatan yang berbeda dalam menangani kekerasan politik, dengan fokus pada keadilan sosial dan penegakan hukum yang adil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H