Lihat ke Halaman Asli

Selvia Indrayani

Guru, penulis, wirausaha, beauty consultant.

Sekaleng Biskuit

Diperbarui: 9 April 2022   23:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Cometa.co.id

Kaleng biskuit berjajar bak raja
Saat menanti hari yang istimewa
Diharapnya ada yang menyentuhnya
Menjadikannya sebagai sajian istimewa

Kaleng biskuit agak ternganga
Saat orang datang menyerbunya
Hanya melihat pada harga
Tanpa menoleh lagi cita rasa

Sekaleng biskuit terkenal melegenda
Ia duduk tanpa berani berkata
Berharap masih ada yang menjemputnya
Walau harga telah berganti rupa

Kaleng biskuit lain menyimak dalam diam
Sebuah kehebatan tidak selamanya bertahan
Di mana hidup senantiasa menuntut perubahan
Harus berani berjuang dan siap hadapi kenyataan

Seorang anak kecil datang dengan tangan kusam
Disentuhnya kaleng biskuit dengan diam
Raut mukanya tampak muram
Ia bergumam tanpa ada yang paham

Mungkinkah sekaleng biskuit hadirkan sukacita?
Jika saja wadah dan isinya berbeda?
Apakah ini hanya kebiasaan semata?
Biarkan nurani yang berbicara hadapi realita

Bekasi, 9 April 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline