Lihat ke Halaman Asli

Selvia Indrayani

Guru, penulis, wirausaha, beauty consultant.

Puisi: Penghujung Rindu

Diperbarui: 31 Desember 2021   14:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Pexels-9144)

Pada terik siang aku bertanya,"Mengapa sengatmu membakar kulitku hingga memerah?"
Pada gelap malam aku berkeluh,"Sudikah Kau kirimkan satu bintang untuk dapat jadi penerang?"
Pada diam aku berkata."Mungkin dalam diam dapat kembali kunikmati tenang yang kudamba."
Pada gundah aku berujar,"Janganlah kau datang lagi untuk membuat segala rencana buyar."

Secuil rindu menusuk kalbu dan membelenggu
Bersemayam dalam raga tanpa tanya
Mungkin rindu telah menoreh jiwa
Hingga bibir takmampu ujar kata

Telah panjang perjalanan yang kulalui
Hingga taksatu pun dapat kurajut kembali
Bercecer kenangan sepanjang jalan jadi memori
Tinggalkan kisah yang tak terbeli

Ada harap yang kudamba sepanjang tahun
Setidaknya jadi impian hidup dalam Tuhan
Manusia telah dianugerahi cipta, rasa, dan karsa
Saatnya untuk senantiasa usaha dan berserah dalam doa

Jika saja rindu itu belum terwujud
Biarkan manusia tetap mampu sujud
Memohon belas kasihan Sang Pemberi Hidup
Agar mampu menorehkan kebaikan sepanjang hayat tanpa redup

Bekasi, 31 Desember 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline