Sinar mentari menggerayangi wajah yang takmuda lagi
Lekukan di mata, pipi, dan kening kian nyata
Senyum kecil tersungging seakan terpaksa
Entah mengapa terasa ada yang beda
Di saat ayam taklagi terdengar kokoknya
Hanya ada deru mesin meraung sejak pagi buta
Perasaan tenang dengan melodi alam taklagi dirasa
Hanya kebisingan yang terdengar dan memekakkan telinga
Entah apa jadinya alam semesta
Jika kehidupan taklagi seimbang antara jiwa dan raga
Teknologi melaju seperti kilatan cahaya
Dalam kurun waktu yang taklagi mampu diraba
Pagi yang berbeda membuat terpana
Padahal jarum jam selalu berjalan sebagaimana mestinya
Entah mengapa setiap perubahan tetap hadirkan rasa
Adaptasi diperlukan jika ada yang beda
Pagi yang tidak biasa
Membuat hati nelangsa
Saat alam kehilangan perannya
Hingga bencana hadir menyapa
Pagiku dan pagimu mungkin taksama
Diharapkan ada rasa yang bisa jadi penggugah jiwa
Agar segalanya berjalan sesuai rencana
Namun, apa daya jika semesta telah berbeda
Bekasi, 13 Desember 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H