Lihat ke Halaman Asli

Selvia Indrayani

Guru, penulis, wirausaha, beauty consultant.

Pagi yang Berbeda

Diperbarui: 13 Desember 2021   10:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Pixabay-6580711)

Sinar mentari menggerayangi wajah yang takmuda lagi
Lekukan di mata, pipi, dan kening kian nyata
Senyum kecil tersungging seakan terpaksa
Entah mengapa terasa ada yang beda

Di saat ayam taklagi terdengar kokoknya
Hanya ada deru mesin meraung sejak pagi buta
Perasaan tenang dengan melodi alam taklagi dirasa
Hanya kebisingan yang terdengar dan memekakkan telinga

Entah apa jadinya alam semesta
Jika kehidupan taklagi seimbang antara jiwa dan raga
Teknologi melaju seperti kilatan cahaya
Dalam kurun waktu yang taklagi mampu diraba

Pagi yang berbeda membuat terpana
Padahal jarum jam selalu berjalan sebagaimana mestinya
Entah mengapa setiap perubahan tetap hadirkan rasa
Adaptasi diperlukan jika ada yang beda

Pagi yang tidak biasa
Membuat hati nelangsa
Saat alam kehilangan perannya
Hingga bencana hadir menyapa

Pagiku dan pagimu mungkin taksama
Diharapkan ada rasa yang bisa jadi penggugah jiwa
Agar segalanya berjalan sesuai rencana
Namun, apa daya jika semesta telah berbeda

Bekasi, 13 Desember 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline