"Ngeong...ngeong...ngeong"
Suara kucing jantan di luar rumah tiada henti. Mana suaranya kencang pula. Wah, membuat penasaran ada apa di balik suara meong itu.
Sudah tiga hari ini suara kucing jantan mengganggu sekali. Dia mengeong kapan saja tanpa kenal waktu. Bahkan saat tengah malam sedang hening, saya pun dikagetkan olehnya.
Saya beri makan karena saya kira lapar. Ternyata, kok masih saja mengeong tiada henti. Saya pun mencoba menjelajah dunia maya. Ternyata suara "meong" dari si kucing jantan merupakan ciri siap kawin. Oalah...saya baru paham.
Di balik suara meong si kucing jantan, ternyata ada hal lain yang menarik perhatian saya. Si jantan suka masuk ke rumah untuk turut menikmati makanan dari tiga anabul yang saya rawat.
Tiga anabul ini baru lahir bulan Februari lalu. Masih lucu dan menggemaskan pokoknya. Di antara tiga anabul tersebut ada satu yang paling lincah dan saya beri nama Cino.
Cino terkenal paling aktif dan terlihat paling peduli. Jika tiba-tiba saya berteriak karena ada sesuatu, dia paling cepat tiba dan segera menghampiri.
Di balik itu, keisengannya sering membuat saya was-was karena sering ikut memerhatikan saat saya mengajar. Tiba-tiba sering lompat ke meja dan berjalan dengan santai di atas keyboard laptop saat saya sedang mengajar.
Keanehan Cino
Cino terkenal paling jago memanjat di antara saudaranya. Jika suatu saat mencarinya tak ada, tinggal melihat pohon jamblang depan rumah. Terlihat dengan santai si Cino menikmati keindahan dari atas pohon jamblang.
Dua hari ini Cino menunjukkan gerakan-gerakan aneh tidak seperti biasanya. Tiba-tiba dia menggelepar saat saya sedang berjalan. Saya coba angkat dan elus, dia melepaskan diri.
Saya berjalan lagi, eh...dia menggelepar lagi. Saya pikir sedang cari perhatian saja. Sempat saya acuhkan karena bermain dengan anabul tak akan pernah ada habisnya.