Lihat ke Halaman Asli

Pengalaman Content Creator

Diperbarui: 9 Juni 2021   12:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Assalamualaikum, perkenalkan saya Selsa, saya adalah mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan, jurusan Ilmu Komunikasi semester 4 dan mengambil penjurusan Broadcasting.

Pengalaman saya selama menjadi content creator ada suka dan dukanya, karena dari content creator saya dapar mengekspresikan apapun dalam hidup saya, dari mulai berpose dengan gaya yang saya suka sehari -- hari nya, membuat tiktok lucu, bernyanyi, dsb.

Dalam sosial media saya lebih suka membuat konten-konten yang menurut saya itu menyenangkan, seperti membuat story di WA ataupun Instagram dengan kucing -- kucing saya, dan mengabadikan momen -- momen deengan keluarga teman -- teman dan orang -orang terdekat.

Internet adalah ladang mencari duit. Saya nggak pernah menyangka awalnya. Tapi inilah kenyataan (dan pilihan) yang saya ambil. Saya pikir, saya akan asyik kerja kantoran, mungkin jadi humas atau bekerja di industri penyiaran.

Saya nggak belok dari passion, masih menemukan connecting the dot-nya. Cuma kaget saja, bahwa melalui internet saya menemukan banyak hal. Diawali dari ngeblog, akhirnya mencoba profesi baru yang biasa disebut dengan content creator.

Pekerjaan membuat konten nggak sekadar bergaya di depan kamera. No, saya bukan pembuat konten video. Saya membuat konten tulisan dan suara. Okey, memang sesekali bikin vlog, cuma...yah...belum suka. Orang bilang ini preferensi. Nggak suka, kalau disuruh di depan kamera ya ayuk aja. :)

Video ini adalah rekaman sebuah program siswa jurusan broadcast SMKN7 Surakarta. Nama acaranya Inspirasi Remaja. Lewat obbrolan dengan Mbak Anez selaku Master of Ceremony, saya bercerita mengenai profesi yang saya geluti. And why become a content creator is valuable.

Berkembangnya produksi komunikasi dan informasi di era sekarang ini, ditambah kemudahan mengakses internet yang kian pesat. Membuat perilaku banyak orang dalam menerima banyak informasi mulai berubah. Beragamnya platform media sosial sekarang ini, menjadikan siapa saja dapat meproduksi informasi dengan mudah dan menarik. Tidak lagi sekadar menjadi pelaku konsumsi informasi saja, media sosial dan internet membuat banyak kesempatan kita semua termasuk anda, memproduksi informasi sesuai dengan kegemaran atau hal-hal yang kita sukai. Menyenangkannya lagi, kita dapat menyalurkan kegemaran masing-masing menjadi pundi rupiah yang terbilang tidak sedikit. Menggiurkan, bukan?

Ya, content creator menjadi kata yang tidak begitu asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Apalagi semenjak dua platform media sosial yang terkenal di Indonesia saat ini, sebut saja Instagram dengan SelebGram-nya atau YouTube dengan Youtuber-nya yang sudah banyak melahirkan content creator lokal yang nama-namanya tidak pernah kita dengar sebelumnya. Menariknya, mayoritas content creator yang kita kenal sekarang ini kebanyakan tidak datang dari kalangan artis yang memang sudah ternama, melainkan datang dari kalangan masyarakat biasa seperti kita ini. Lantas apa yang membuat nama-nama content creator sekarang ini, sebut saja Nessie Judge, Awkarin, Tasya Farasya, atau Jerome Polin begitu eksis di jagat media sosial?

Program studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya pada Rabu (13/05) menyelenggarakan webinar bincang seru bertajuk 'Apakah Content Creator Pilihan Karir Generasi Milenials?'. Dipandu langsung oleh salah satu dosen prodikom Stefanus Andriano beserta alumni prodikom Brian Notodihardjo dan mahasiswi prodikom Kinanthi Anindita yang membagikan pengalaman dan kiat-kiat membuat konten yang menarik.

Keunikan dan konsistensi adalah dua hal yang membuat content creator menjadi sukses, setidaknya hal tersebut yang dijelaskan oleh Stefanus. Ia menyebutkan terdapat banyak sekali konten kreator yang ada di media sosial, ketika seseorang (secara bertanggung jawab) memutuskan untuk memproduksi informasi yang ada dimedia, terutama media digital, maka orang tersebut dapat disebut sebagai konten kreator. Selain skil, value yang terdapat pada setiap individu dapat juga menjadi modal untuk ditawarkan kepada publik. Selain itu, keunikan juga dapat ditemui pada setiap individu. "Karena banyaknya konten kreator diluar sana, adanya kesamaan informasi yang ditawarkan jelas dapat ditemui dengan mudah, maka itu keunikan menjadikan informasi yang ditawarkan terlihat berbeda dari yang lainnya," ujarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline