Mengapa aku memakai kata "rendezvous" untuk judul artikel perjalananku menikmati malam di Restoran Kopi Lumbung Mataram? Bagiku Rendezvous terdengar dan terbaca romantis, cocok untuk menggambarkan suasana resto itu.
Dengan luas sekitar 1 hektaran dan berada jauh dari keramaian meski terletak di dalam kota, namun tempatnya sangat nyaman untuk menikmati makan sambil ngobrol dengan orang-orang terkasih ataupun relasi. Resto Kopi Lumbung Mataram memang tempat pertemuan yang sangat nyaman dan romantis.
Memasuki area resto yang berada di daerah Purbayan Kota Gede, Yogyakarta, kita disuguhi pemandangan halaman luas dengan pepohonan besar yang usianya lumayan banyak alias tua, mungkin seumuran aku, atau malah lebih. Dan bagiku itu menambah daya tarik tersendiri. Memasuk resto di sebelah kanan ada bangunan mirip dengan kandang sapi dan kerbau, namun syahdu dengan adanya meja kursi kayu untuk tetamu yang datang. Sebelah kiri ada taman kecil untuk area bermain anak-anak ataupun berfoto.
Memasuk bangunan utama resto, sudah terasa nuansa Rumah Jawa jaman dahulu. Di sebelah kanan ada seperangkat gamelan dan sebelah kiri berbagai kursi kayu model jaman dulu tertata rapi, membuat pengunjung serasa memasuki rumah jaman dahulu. Bangunan heritage ini pun telah ada sejak tahun 1750, namun untuk restoranya sendiri baru ada sekitar tahun 2020.
Kami para kompasianer yang dileaderi oleh Mbak Muthia disambut dengan ramah oleh tim manajemen Kopi Lumbung Mataram. Di resto yang buka dari jam 07.00 hingga 22.00 ini selain menyediakan spesialis masakan rumahan boleh disebut masakan umum, juga ada macam aneka mie, seperti Mie Godog Magelangan, Mie Goreng dan Sego Godog sebagai andalan menu.tak ketinggalan pula aneka gorengan, seperti Pisang Goreng, Mendoan ataupun Singkong Goreng.