di senja suram
air langit menetes di dahimu
kau berteduh di bawah rerimbun daun
:kau tak suka hujan
di hening malam
saat lenguhmu bergumul dalam peluh
pada dia mu yang kerap menaburkan embun
kau berpaling menjauh dari dia
:kau masih tak suka hujan
satu siang dalam penat
dia mu menyengatkan tuba di wajahmu
kau terkapar
amarah bertahta ego meraja
:kau membenci dia, perempuanmu
tatkala perempuan itu meminta kembalimu
dalam derai air mata yang menghujan wajah pias
kau bergeming
tak ada maaf untuk sebuah salah
:kau tak suka air mata
kau tetap berlindung di bawah dedaunan