Sebenarnya hidup sendiri sudah bukan hal yang aneh bagiku, sejak masih ada almarhum suami pun hidup kujalani lebih banyak sendirinya dari pada bersama. Menjadi ibu dan bapak sekaligus buat anak-anak sudah bukan hal yang berat, karena almarhum sering dinas luar kota, pulau bahkan luar negeri.
Namun kesendirian kali ini menjadi berat karena tidak ada yang bisa aku ajak ngudo rasa sharing, hanya sekedar untuk meringankan beban berat perasaan. Gejolak iman dan rasa manusia itu berubah-ubah tergantung mood dan juga keadaan sekitarnya.
Aku yang dulu dijuluki wonder woman oleh almarhum pun harus merasakan kejatuhan jiwa raga saat melalui perjalanan sepeninggal dia. Waktu itu aku tinggal sendiri di rumah, anak-anak di luar kota, berbagai masalah berat menjadikan aku depresi.
Banyak faktor yang membuat aku down, salah satunya celotehan-celotehan yang memojokan statusku sebagai seorang janda dengan utang yang sangat banyak, atau bullyan yang bagi pembully tidak punya maksud menjatuhkan tapi buatku sangat menohok perasaan.
Seiring waktu, ada kesadaran diri, bahwa aku harus bisa menolong diriku sendiri, aku harus bangkit dari keterpurukan bukan untuk siapa-siapa, tapi untuk diriku sendiri. Aku meminta ahli dalam hal ini psikiater untuk mengobati jiwaku. Alhamdulillah aku berangsur membaik, meski terkadang masih saja ada perasaan tidak enak saat teringat bullyan teman. ternyata efek dari bully-an itu sangat besar dan bisa membuat down korban.
Kini,meski masih tertatih aku mencoba bangkit dari keterpurukan, mencoba kembali menulis untuk terapi diri agar hati menjadi agak tenang. Berharap di sisa usia ini bisa menikmati dan melepas nafas dengan kedamaian.
Hal yang paling penting adalah memilih teman, sebaiknya memang kita menarik diri dari teman yang hobby membully atau toxic people. Sebab itu akan membuat kita merasa tidak berharga dan terbawa mood yang jelek.
Note
Seandainya punya teman yang hobby membully, sebaiknya menarik diri dari pertemanan, semua demi kesehatan diri. Jangan biarkan kita berada dalam kubangan toxic yang kini tanpa kita sadari ada di sekitar kita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H