setarikan nafas melemah
mengantar jiwa melangit
tinggalkan raga lemah
nanar mata menatap wajahmu
tak ada lagi kesakitan sangat
tak kan ada lagi keluh menyayat
kau pergi dengan senyum
di damai pelukanku
hanya isyarat mata sekejap memandangku
lalu berpulang ke rumah Sang Khalik
45 hari tanpamu...
bukan lagi tentang pelukan atau sapaan yang kini menghilang
namun ini tentang rindu
rindu demikian menghujam dada
menyisakan kepedihan
melukakan kepingankepingan hati
rindu yang entah sampai kapan
ribuan kisah kita kini menyesaki otakku
berputar, berlari, melibas duka dan air mata
duka yang tak kunjung berlalu
meski puluhan istigfar kuhembuskan
di merah mawar yang hiasai makammu
dibasah tanah yang kini menyimpanmu
dan di lafal dedoa ingin aku tuntaskan
aku mengenangmu
mengenang cerita yang pernah kita torehkan di lembar cakrawala
keikhlasan tak perlu kukata
sebab Dia Yang Empunya telah bertitah
namun duka ini tak kunjung usai
meski air mata menggenangi samudera
meski waktu melapuki nisan kayumu
entah...
jiwaku melemah lelah tanpamu
*PK 311018*
Mengenang 45 hari kepulangan sahabatku, kekasihku, suami tercintaku
ilustrasi gambar : selsa