# kopi dan dua lelakiku
lelakiku satu menyeduhi kopi
lelakiku dua menyandui kopi
di hatinya, jiwa tertambat
di rasanya, asaku mengakar
lelakiku, secangkir kopi
pahit namun selalu sanggup mengentalkan rindu
lelaku satu menebarkan aroma kopi di sekujur jiwa
lelaki dua melukis kepulan-kepulan kopi di dinding kalbu
pesonanya memabukkan
cintanya menyandui
namun tak hendak aku terbangun dari gandrung ini
sebab di dada dua lelaki kopi kutempatkan segala isi jiwa
# sepahit kopi hitamku
aku tersesat ditegukan kopi sore ini, tatkala senja mulai bergumul dengan jingga di batas cakrawala hitam
tak kutemui dirimu yang dulu kerap lambungkan aku dalam khayal tiada batas, pun suaramu yang sanggup luluhkan egoku
kubiarkan saja pahit berhenti di rongga dadaku, sebab merindumu itu lebih pahit dari sekedar rasa pahit kopi tempat aku mengadukan kisahku yang terhempas musim
kau tak pernah tahu
*PK, 51516*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H