Lihat ke Halaman Asli

Selsa

TERVERIFIKASI

blogger

Devide Et Impera Masa Kini

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata Devide Et Impera pertama kali saya ketahui saat masih duduk di bangku SD. Waktu itu guru sejarah menjelaskan tentang penjajahan Belanda di negeri kita Indonesia Raya.  Kata pak guruku Devide Et Impera sendiri yang berarti politik mengadu domba antara rakyat dan penguasa/pembesar istana yang di lakukan pemerintah Belanda untuk menguasai perdangangan di bumi Indonesia. dan dengan politik ini memang Pemerintah Belanda menangguk untung yang demikian besar, terbukti dengan lamanya mereka menjajah bangsa kita.

Namun rupanya Devide Et Impera itu bukan serta merta kepunyaan para pedagang atau penguasa saja pemerintah Belanda jaman dahulu. Di pergaulan sehari - hari kadang kita melihat atau malah merasakan sendiri imbas dari Devide Et Impera. Pengamatanku selama bergaul dengan banyak teman menggambarkan itu. Para pelaku (miris- karena kebanyakan perempuan) ini melancarkan Devide Et Impera untuk kepentingannya sendiri atau kelompoknya. Mereka memecah belah pertemanan dengan berbagai cara semisal kasak kusuk, menjelekkan nama baik seseorang atau bahkan memfitnah demi nama baiknya. Dan biasanya orang yang melakukan Devide Et Impera gaya masa kini itu karena dia tak ingin kehilangan pertemanan atau tak ingin kelompoknya hancur/bubar. Parahnya lagi pelaku Devide Et Impera masa kini itu tak segan - segannya melancarkan aksi tanpa terlihat, tahu- tahu hubungan pertemanan korban terputus begitu saja

Pelaku Devide Et Impera masa kini itu ada di sekitar kita, tinggal bagaimana menyikapinya. Seandainya kalau aku suatu saat jadi korban aku akan diam saja selama pelakunya tidak begitu "terlalu" mengadu dombaku dengan orang lain. Aku selalu mengingat pesan nenekku bahwa " Becik Ketitik Olo Ketoro" yang artinya setiap kebaikkan akan terlihat baik, begitupun kejelekkan lambat laun akan terlihat kalau jelek. Filosofi nenekku yang jawa sejati itu masih aku pakai sampai sekarang di jaman yang sudah semakin menua dengan problema yang beragam pula. Dan Alhamdulillah sampai sekarang aku tidak tercatat sebagai korban ataupun pelaku Devide Et Impera masa kini. Naudzubillahi Mindzalik

***************

selsa,pondok sepi tawangsari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline