Lihat ke Halaman Asli

Selsa

TERVERIFIKASI

blogger

Terbelenggu Kata

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1329485956894359732

[caption id="attachment_163419" align="aligncenter" width="300" caption="by blog harikuhariini/google"][/caption] Apa yang telah kulakukan seharian ini ? Kenapa aku bisa begitu saja mengucapkan kalimat kalimat yang jauh berbeda dengan bisikkan hati ? Kenapa aku menjadi seorang yang dengan mudah berkata tidak tahu, tidak pernah, tidak punya, lupa ? Inikah diriku yang sebenarnya ? Inikah aku yang semua orang tahu cantik dan berotak cerdas ? inikah aku yang seorang putri dan pernah di elu elukan seantero negeri ? Aku tak tahu.... Saat ini aku ingin tidur, melupakan semuanya sejenak. melupakan rentetan skenario yang di sematkan padaku. melupakan hujatan hujatan yang di tujukan padaku... *** Mata ini tak menuruti perintahku tuk tertutup,  otakku kali ini juga tak mengindahkan anjuranku tuk berhenti memutar memori hari terburuk bagi hidupku. Walau aku tahu hari hari lebih buruk sudah menantiku dengan gerbang yang terbuka lebar. Malam ini, benar benar aku layaknya cacing kepanasan mentari atau ular yang sedang berganti kulit, gelisah. Tapi siapa mau peduli dengan keadaanku ? suamiku ? dia telah tenang di sisi NYA, anak anakku ? terlalu kecil buat mereka tahu kegundahan ibunya, saudara saudaraku ? ah aku tak ingin mereka tahu sesungguhnya yang menimpaku. *** Suara suara itu saling tindih mengiang di telingaku Kau pembohong, Kau cantik tapi tak berotak Tenanglah kau aman Bagus kau berkata begitu Kenapa kau bohongi semuanya Kau melindungi siapa Jawabanmu sudah cukup meyakinkan Aku sudah pikirkan langkah selanjutnya Tenanglah Kenapa kau demikian bodoh tuk berbohong... Apakah kau tak malu pada anak anakmu Ah biarlah hujatan hujatan padamu akan hilang Kau bohong Kau pembohong........ Tenang aja Kau pembohong Tenang aja **** Tolooooooooooooooong................ Tolooooooooooooooong................. Ragaku tak kuat menerimanya, aku terkapar, dengan tangan dan tubuh terikat, di sprei tempat tidur putih tertulis RUMAH SAKIT JIWA kelas satu

***************

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline