pernah kita rasakan bersama
di hangat mentari pagi
di antara sejuk embun yang mulai menguap
susuri pematang kecil di kaki bukit
tuk memanen hasil sawah kita yang cuma sepetak
kau gendong bakul dan bertopi caping
sungguh anggun adanya kau
pernah kita sama sama rasakan kegetiran yang telah menjadi lembaran suram catatan kita kahampaan yang setia temani malam malam kita kepedihan yang seakan enggan beranjak dari kehidupan kita tapi kesedihan itu tak pernah halangimu tuk tetap menyapa dunia dengan keceriaanmu
wahai sang pemilik wajah rembulan
senyummu tetap seindah pelangi di antara arak arakan awan putih