Lihat ke Halaman Asli

Selsa

TERVERIFIKASI

blogger

Kompasiana di Kompas Tv, Ajang Kompasianer Unjuk Diri

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1422098705666157433

[caption id="attachment_365968" align="aligncenter" width="480" caption="dok.pribadi"][/caption]

Tanggal 23 januari yang telah lalu, atas ajakan mbak Ella dari Kompasiana, akhirnya saya ikut berpartisipasi di Kompas Tv, dalam program acara Kompasiana.

Di acara malam itu mengambil tema KPK vs Kepolisian yang memang sedang menghangat seiring ditangkapnya  Bambang Widjoyanto (wakil ketua KPK) oleh Bareskrim.

Sebelumnya tema acara yang direncanakan adalah tentang Kepemimpinan bersama Ibu Risma Triharini (walikota Surabaya) namun karena beliau berhalangan hadir maka tema diganti dengan Hukuman Mati bagi Pengedar Narkoba. Tema itu pun berganti pada siang harinya karena adanya  penangkapan Bapak Bambang Widjoyanto yang terkesan penuh   aroma dendam antara Kepolisian dan KPK.

Kasus menjadi hangat karena pada pagi hari  juru bicara KPK mengatakan telah menelepon Waka Polri Bapak Badrodin Haiti, dan Pak Waka Polri mengatakan tidak ada penangkapan oleh bareskrim atas nama Bambang Widjoyanto, sedangkan ajudan Bambang Widjoyanto mengatakan telah diberitahu via telepon kalau Bambang Widjoyanti ditangkap Bareskrim saat mengantar putrinya ke sekolah.

Simpang siur berita ini menjadi kegemparan yang luar biasa (bagi saya) karena seperti sudah kita ketahui, akhir-akhir ini KPK dan Kepolisian seperti ada “perang” diantara mereka.

Berita menjadi lebih jelas tatkala Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Ronny F. Sompie menjelaskan kalau Bambang Widjoyanto telah ditangkap Bareskrim atas tudahan sumpah palsu pada kasus sengketa Pilkada Kota Waringin Barat. Meski  dijelaskan oleh Ronny F Sompie, bahwa penangkapan atas Bambang Widjoyanto ini tidak ada kaitannya sebagai wakil ketua KPK, namun penjelasan Bapak Ronny F. Sompie tidak menjadikan  masyarakat percaya begitu saja. Masyarakat menilai ini adalah semacam usaha melemahkan “kekuatan” KPK dalam semangatnya membongkar semua kasus korupsi yang menyangkut petinggi-petinggi negeri ini.

Ok, mari kembali pada pembahasan awal, tentang keikutsertaan saya di acara Kompasiana Kompas Tv saja,  karena kalau membicarakan tentang kasus ini sudah banyak diulas oleh penulis-penulis yang lebih mengerti tentang politik dan hukum.

Jujur dari siang, saat mbak Ella (admin Kompasiana) dan mas Anggi dari Kompas Tv menelepon bahwa tema diganti dari Hukuman Mati buat pengedar Narkoba menjadi Polri vs KPK, saya kaget dan ragu, karena saya merasa bahwa saya tidak “menguasai” masalah ini. Dan itu aku ungkapkan pada mas Anggi, tp  beliau malah menyemangati bahwa nanti aku boleh memberikan ulasan atau pertanyaan sebatas yang aku tahu saja. Keraguan agak mereda, apalagi saat berbincang dengan Kompasianer mas Hanny Setiawan. Kami berdua memang yang paling duluan stand by di Google Hangout.

Saat acara sudah mendekati “on” kami, mas Hanny Setiawan, mas Akbar Muhibar, mas Felix , mas Agung Han saling menguatkan dan berdoa agar acara berjalan lancar. Dan saat itu pula kami baru diberitahu bahwa nara sumbernya adalah Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Ronny F. Sompie.

Wah kebetulan sekali pikir saya, segera saya menulis di kertas (biar tidak lupa) apa yang akan saya tanyakan pada pak Ronny F Sompie. Dan saat tiba giliran, saya bagaimana kepolisian menyikapi komentar dari Pak Mahfud MD  yang waktu itu (kasus sengketa pilkada Kota Waringin Barat terjadi sekitar tahun 2010-2011) menjabat sebagi ketua MK dan Hakim yang memutuskan bahwa pilkada Kota Waringin Barat saat itu “bersih” tidak ada kasus suap atau korupsi?.

Jawaban pak Kadiv Humas sebenarnya kurang memuaskan bagi saya, tapi saya harus menerima itu apalagi saat jeda waktu (iklan) pak Ronny pamit undur dari acara itu karena sudah ada janji dengan media lain.  Saya kecewa tentunya,  karena di segmen kedua saya sebetulnya mau mengatakan uneg-uneg saya terhadap kepolisian ini mumpung bertemu langsung dengan petingginya.

Saya mencintai dan menghormati kepolisian maka sebagai warga biasa saya sangat miris melihat banyaknya kasus yang menjerat oknum-oknum polisi, Dan dengan banyaknya kasus yang melibatkan anggota-anggotanya mengapa seperti tidak ada  usaha dari kepolisian untuk membenahi diri, kasu demi kasus selalu mencuat, seperti oknum polisi yang terjerat narkoba, terlibat korupsi, terlibat baku tembak dan lain-lain. Sayang uneg-uneg ini tidak tersampaikan, ya sudahlah…

Setelah acara berakhir, kami berempat (kompasianer yang ikut hangout google) masih ngobrol , rasanya kalau tidak ingat masih ada kerjaan lain, rasanya saya tak ingin beranjak pergi meninggalkan teman-teman yang terlibat perbincangan seru namun menyenangkan itu.

Di akhir tulisan ini, saya ingin mengatakan bahwa acara Kompasiana di Kompas  Tv memang sangat membantu para kompasianer untuk berekpresi diri melalu media lain selain tulisan.

Selamat pada Kompasiana atas acara yang menarik ini. Dan pada sahabat saya, mas Hanny Setiawan, mas Felix Kusmanto, Mas Akbar Muhibar dan mas Agung Han, makasih supportnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline