Lihat ke Halaman Asli

syelpiani delia prianti

Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Menuju Lembaga Pendidikan yang Berkualitas dengan Meninjau Manajemen Mutu dalam Pemikiran Dr. William Edwards Deming

Diperbarui: 2 April 2024   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendengar orang berbicara mengenai masalah kualitas atau mutu baik itu kualitas produk, pelayanan, tempat/gedung, dan lain sebagainya . Menghadapi perkembangan zaman dan dunia yang terus berubah saat ini, setiap perusahaan/organisasi harus mampu menghasilkan produk dengan mutu yang baik, harga yang lebih murah, pelayanan yang lebih baik dan juga tempat yang nyaman agar tidak kalah saing dengan pesaing-pesaingnya. Begitupun dengan lembaga pendidikan, dalam perspektif ekonomi, pendidikan dapat dikatakan bermutu jika memiliki kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Secara sosiologi, pendidikan dikatakan bermutu jika pendidikan itu dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sedangkan dalam perspektif pendidikan itu sendiri adalah dilihat dari dari aspek proses belajar mengajar dan aspek kemampuan lulusan memecahkan masalah dan berpikir kritis.  

Berbicara mengenai mutu, terdapat salah satu tokoh yang diakui  sebagai "Bapak Mutu", yaitu Dr. William Edwards Deming. Beliau dikenal sebagai Ahli Matematika, Statistik dan juga merupakan salah satu tokoh yang berpengaruh dalam perkembangan manajemen mutu. Inti dari metodologi pendekatan manajemen mutu beliau adalah menggunakan teknik statistik sederhana pada output program perbaikan yang berkelanjutan. Pada tahun 1930-an, Dr. W. Edwards Deming bekerja sama dengan ahli statistik Bell Telephone Laboratories, Walter A. Shewhart, dengan mengembangkan teknik kontrol statistik yang dapat diterapkan dalam proses manajemen. Deming mengakui bahwa proses manajemen yang terkontrol secara statistik membantu manajer secara sistematis menentukan saat yang tepat untuk campur tangan, sekaligus menentukan waktu yang tepat membiarkan proses berjalan.

Kemudian, filosofi Dr. W. Edwards Deming cenderung menempatkan mutu dalam artian manusiawi. Ketika seorang tenaga pendidik/tenaga kependidikan disebuah lembaga pendidikan berkomitmen pada pekerjaannya atau propesinya untuk dilaksanakan dengan baik dan memiliki proses manajerial yang kuat untuk bertindak, maka secara tidak langsung mutu pun akan mengalir dengan sendirinya.

Dr. W. Edward Deming menjelaskan bahwa kualitas/mutu adalah kesesuaian produk atau jasa dengan kebutuhan pasar atau konsumen dan permasalahan utama kualitas/mutu secara mendasar berkaitan dengan manajemen. Oleh karena itu, Dr. W. Edward Deming mengemukakan 14 poin penting konsep pengembangan mutu yang dapat menjadi rujukan dalam mengembangkan mutu produk dan jasa sekaligus untuk mengembangkan lembaga pendidikan agar dapat mencapai perbaikan dalam kualitas/mutu dan tidak kalah saing dengan perusahaan atau lembaga pendidikan lainnya. 14 poin tersebut yaitu:

  • Menciptakan kepastian tujuan perbaikan produk dan jasa;
  • Mengadopsi filosofi baru dimana cacat tidak bisa diterima;
  • Berhenti tergantung pada inspeksi massal;
  • Menghentikan praktek penghargaan atas dasar harga dasar;
  • Secara tetap dan berkelanjutan memperbaiki sistem produksi dan jasa;
  • Mengadakan pelatihan kerja modern;
  • Membentuk kepemimpinan;
  • Menghilangkan ketakutan;
  • Singkirkan penghalang antar departemen;
  • Hilangkan/kurangi tujuan-tujuan, target jumlah pada pekerja;
  • Hilangkan manajemen berdasarkan sasaran;
  • Hilangkan rintangan yang merendahkan pekerja berdasarkan penilaian;
  • Melembagakan program pendidikan dan pelatihan;
  • Menciptakan struktur dalam manajemen puncak yang dapat melaksanakan transformasi.

Semua itu akan terbangun dan berjalan maksimal jika faktor kepemimpinan secara kelembagaan dan struktural mampu menggerakkan staf dengan baik agar mencapai apa yang telah menjadi tujuan dari suatu lembaga  pendidikan.

Kemudian menurut Dr. W. Edward Deming juga, terdapat beberapa prinsip pokok yang dapat diterapkan dalam bidang pendidikan yaitu: a) anggota dewan sekolah dan administrator harus menetapkan tujuan mutu pendidikan yang akan dicapai; b) Menekankan pada upaya pencegahan kegagalan pada siswa, bukan mendeteksi kegagalan setelah peristiwa terjadi; c) Asal diterapkan secara ketat, penggunaan metode kontrol statistik dapat membantu memperbaiki outcomes siswa dan administratif.

Selain itu, Dr. W. Edward Deming mempopulerkan siklus manajemen yang menjadi acuan kegiatan penjaminan mutu yaitu Plan, Do, Check, Action (PDCA). Dalam dunia pendidikan Plan/perencanaan, merupakan kegiatan penetapan standar, baik penetapan standar kinerja guru ataupun standar hasil belajar peserta didik. Selajutnya, Do yaitu pelaksanaan proes pendidikan (kegiatan belajar mengajar). Check atau Evaluasi merupakan upaya membandingkan pelaksanaan proses dengan standar yang ditetapkan, apakah sudah sesuai atau terdapat kekurangan yang akan ditindak lanjuti dalam Action yakni perbaikan lanjutan berdasarkan hasil evaluasi.

Dengan perkembangan zaman dan dunia yang terus berubah ini, penerapan konsep manajemen mutu Dr. W. Edwarsd Deming membawa pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan terutama terhadap dunia pendidikan, karena dengan meninjau dan memahami konsep manajemen mutu yang dikemukakan oleh Dr. William Edwards Deming, suatu lembaga pendidikan diharapkan dapat mengalami peningkatan mutu dan mencapai standar pendidikan nasional yang mana sebagai jawaban untuk dapat bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya.    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline