Lihat ke Halaman Asli

Selon Gunawan

Mahasiswa

Partai Politik Mengabaikan Rakyat

Diperbarui: 7 Juli 2023   18:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh: Selentinus Gunawan (Mahasiswa Ilmu Pemerintahan UNPAM SERANG)

Beberapa diantara kita mungkin sudah jenuh ketika mendengar kata “parpol”. Hal ini dapat dimaklumi karena terlalu banyak hal negatif yang diberikan parpol kepada masyarakat. Khususnya para kader parpol yang berhasil mendapat kursi kekuasaan, yang mana seharusnya menjadi wakil rakyat tapi malah hanya mewakili diri dan kelompok masing- masing.

Krisis kepercayaan masyarakat terhadap partai politik semakin menguat. Bagi masyarakat, partai politik tidak bermanfaat positif untuk perbaikan kehidupan bangsa dan negara, justru merusak tatanan hukum dan demokrasi serta menciptakan kondisi politik yang tidak beraturan. Lembaga Survei Nasional (LSN) menyatakan tingkat kepercayaan publik terhadap integritas parpol hanya 42,6 persen. Sementara 53,9 persen mengaku kurang percaya pada parpol, dan sisanya 3,5 persen menjawab tidak tahu. 

Berbagai hal negatif membuat masyarakat jengkel dengan perpolitikan dan mengakibatkan turunnya kepercayaan masyarakat dalam pemilihan pemimpin. Hal itu dilatarbelakangi adanya kinerja buruk partai politik yang ditunjukkan melalui banyaknya kader partai politik terlibat kasus korupsi, kader partai tidak berpihak kepada rakyat dan melakukan tindakan amoral seperti skandal seks. 

Sehingga semakin banyak masyarakat yang acuh tak acuh terkait hal politik. Tidak heran jika saat pemilu nanti data golput semakin tinggi. Pada pemilu tahun 2009 kemaren KPU menyatakan ada 66,9 juta suara yang golput dari jumlah penduduk sebanyak 171 juta. 

Banyak yang mengatakan bahwa tahun ini adalah tahun politik. hal tersebut dapat dibenarkan karena memang semua parpol dan juga beberapa pihak sibuk mempersiapkan pemilu di tahun 2024 mendatang. Khususnya para parpol telah mengatur strategi yang sedemikian rupa agar memperoleh kursi kekuasaan yang diinginkan. 

Hal itu berdampak kepada masyarakat. Dengan kesibukan yang di lakukan para parpol, mereka hampir dan bahkan sudah tidak peduli lagi dengan masyarakat. Nyatanya aspirasi masyarakat tidak di respon dan tidak di dengar oleh parpol. Apa yang diharapkan masyarakat kepada parpol tidak dilayani oleh mereka. Padahal parpol adalah sarana aspirasi masyarakat. Sangat wajar jika masyarakat sekarang tidak peduli dengan perpolitikan karena mereka sudah dikecewakan. 

Akibat dari sikap mereka yang pasif ini maka parpol semakin menjadi jadi melahirkan pemimpin yang tidak berpihak kepada masyarakat dan hanya bekerja untuk pribadi, seperti keadaan sekarang yang kita alami ini. Partisipasi Rakyat Menjelang Pemilu 2024 Akhir-akhir ini ada berita tentang “Konvensi Capres” yang dilakukan oleh rakyat (non-parpol). Hal ini membuktikan bahwa rakyat sudah kecewa dengan parpol. Mereka (parpol) yang diharapkan untuk melahirkan pemimpin yang berpihak kepada rakyat, tapi nyatanya tidak demikian. Yang ada hanyalah pemimpin yang berkuasa dan memberi keuntungan sendiri.

Memang tindakan rakyat ini bisa jadi untuk membantu parpol melahirkan pemimpin yang diharapkan. Sebagian dari masyarakat tentu ada yang bertanya, “Kenapa kok sampai rakyat (non-parpol) yang turut serta dalam pengusungan kader pada pemilihan capres di tahun 2014mendatang?”. Hal ini bisa jadi sebagai wujud kekhawatiran rakyat atas negeri ini. Dan tentu saja karena hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap parpol sehingga hal tersebut terjadi. 

Sudah tampak sekali bahwa parpol hanya berperan sebagai mesin merebut kekuasaan, dan juga untuk merekayasa perpolitikan, demi tercapainya kursi kekuasaan yang diinginkan. Apa Fungsi Parpol? Secara umum, parpol berfungsi untuk menampung, mewujudkan aspirasi rakyat, dengan memperjuangkan kepada pemerintah. Seharusnya aspirasi rakyat dijadikan sebagai program kerja parpol dan seterusnya diperjuangkan kepada pemerintah. Namun parpol tidak berfungsi maksimal dalam menampung dan mewujudkan aspirasi rakyat. Mereka hanya mampu sebatas mendengarkan saja. Itu pun terkadang mereka lakukan ketika mereka membutuhkan, misal ketika pemilu akan dilaksanakan. Setelah pemilu berakhir, mereka akan fokus bekerja untuk kepentingan pribadi dan melupakan rakyatnya. Sehingga rakyat disini hanya diperlukan sementara sebagai alat parpol untuk mendapatkan kekuasaan yang diinginkan. 

Aspirasi masyarakat pun tidak di pedulikan lagi. Bahkan tidak mereka dengar sama sekali. Wajar jika seringkali ditemukan rakyat yang berdemo dilakukan karena tidak ada tindak kelanjutan dari pihak terdahulu yang sudah dipercayai untuk menampung aspirasi mereka ketika ia sudah mendapat kekuasaan. Parpol Harus Introspeksi Diri Oleh karena itu, hendaklah para parpol berbenah guna untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat. Sekarang ini pencitraan parpol sudah sangat kotor di mata masyarakat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline