Fayola Nadheera, siswi kelas XII Ipa 1 SMA Pandawa, Serang. Cewek sederhana yang punya keinginan jauh dari kata sederhana. Bagaimana tidak? Dia yang hanya seorang anak penjaga kantin, menyukai Ganesh Pandega, seorang kapten basket di sekolahnya, cowok proporsional, manis,dengan sikap cool dan sejuta pesona terpendamnya. Dia adalah anak tunggal dari pemilik hotel berbintang di Jakarta.
"Fay ! Sini cepetan! " Teriak Mario di pintu kelas, Fay yang sedang membaca novel di bangkunya tak mengindahkan panggilan Mario.
"Jangan nyalahin gue yaaaa kalo lo kehilangan kesempatan lihat momen dahsyat dia..." Mario berjalan ke halaman kelas.
"Rioooooo! Tungguuuuuu!" Seketika itu Fayola menutup novel dan meninggalkan bangkunya mengejar Mario. Langkah Fayola terhenti tepat diantara perbatasan halaman kelas dengan lapangan basket yang tertutupi kawat pembatas. Dua telapak tangannya terangkat menempel memegang kawat itu. Matanya memandang lekat pada sosok yang sedang berdiri menantang matahari di bawah tiang bendera.
"Ayo abadikan momen dahsyat ini Fay! Bagus buat nambah koleksi lo!hhaha" Mario menepuk bahu Fayola.
"Apanya yang dahsyat!! Kasihan dia ... Pasti kepanasan... Pasti dia haus... Ih kenapa lagi sih dia... Seneng bener berjemur siang-siang gini" kata Fayola dengan muka lemas.
"Yaa itu kan salah dia,, pasti dia berulah lagi di kelasnya,atau dia bolos lagi pas pelajaran Pak Wahyu?ataaaau..." Ujar Mario.
"Atau apa???atau karena dia ngerokok di dalam kelas dan ketauan guru??" Fay memotong dan meneruskan ucapan Mario.
"Nah itu lo tau... ! Masihhh aja suka cowok begitu! Mentang-mentang tajir dan kapten basket! Padahal sama gue aja gantengan gue! Pinteran gue pula! Coba lihat gue!" Mario memutar badan Fayola menghadap dia. Kali ini tak ada senyum di muka Mario. Ekspresinya sungguh serius.
"Ia...kita udah sahabatan mau tiga tahun,,dan gue sadar banget ko... emang gantengan lo! Teruuuus... Masiiiih ajaaa lo ngira gue suka sama dia karena tajir n kapten basket. Kan udah gue bilang, gue suka dia karena jeleknya dia! Puas???hhaha.." Fay menjulurkan lidahnya ke arah Mario, kemudian berjalan menuju kelasnya. Mario tetap berdiri, tersenyum menatap punggung Fay yang berlalu.
*****