Lihat ke Halaman Asli

Ceriaku Karena Kasih Sayang dan Kehangatan Keluarga

Diperbarui: 15 Maret 2018   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kalau kata serial Keluarga Cemara, "harta yang paling berharga itu adalah keluarga."
Yuk, ngaku, yang nyanyi siapa? He he he..

Memang kalimat itu sudah lumayan 'basi' bila diucapkan zaman sekarang. Tapi sebenarnya itu memang benar adanya. Tanpa keluarga yang selalu "ada untuk kita",  rasanya hidup terasa hambar. Tidak akan ada orang yang asik dijahili sepuasnya, juga nggak akan ada orang yang benar-benar peduli dengan kita. Mereka yang kita sebut anggota keluarga, bagian dari keluarga bisa saja orang tua, dan saudara-saudara kita. Bagiku mereka itu Ayah, Mama, dan Kakak semata wayang, selain juga semua yang menjadi anggota keluarga besar dari kedua orang tuaku. Saking pedulinya, siapa pun itu -- kadang mereka bahkan selalu menasihati, mengingatkan, ya sampai kita (agak) bosan. Hehe..

Di keluargaku, kehangatan ini selalu aku rasakan. Biasanya yang suka ngelucuadalah ayah. Dan biasanya anak-anaknya yang requestagar beliau mengucapkan kata-kata lucu tertentu (biasanya kosa kata bahasa Jawa, itu lucu banget). Ayah ini juga sering melakukan hal-hal konyol, yang sebaiknya gak usah dilakukan. Seperti meninggalkan sepatu kanan di jalan tol. Ya ampun! Ayah juga beberapa kali (sering!) melakukan aksi "KIS" atau Kentut In Silence di mobil. Jadi tiba-tiba bau. Astaga. Setelah aku, kakak dan mama baru sadar, beliau baru mengaku, dan membuka jendela secepatnya.

Ada juga kakak yang hobinya nyerocos. Waktu itu aku sedang asik mengerjakan PR, tiba-tiba anak ini datang dan bilang,

"Dek, nyesel tadi nggak keramas."

"O, yaudah, bodo amat!" seruku.

Tadi nggak keramas, lalu menyesal, kok pakai info segala.

Saat kita nonton film di laptop juga begitu. Mendadak, dengan seenaknya dia mem-pausefilmnya, dan bilang, "Eh ini pemainnya yang ada di film "Blabla" bukan, ya? Soalnya mirip. Eh, eh, tolong diulang dong, yang pas dia kepeleset. Ngomong-ngomong, aku nggak dengar ibu-ibunya tadi ngomong apa. Tolong diulang. Plis."

Ya Elah.

Tapi kakakku ini, asik banget diisengin. Misalnya, saat dia lagi mengerjakan PR, hobiku adalah menggelitikinya atau nyerocos soal video YouTube. Kadang-kadang ditanggapi juga, sampai tugasnya terbengkalai. Ha ha ha. Aku juga pernah mengejek gambar yang dia buat, nggak beneran sih. Hanya ingin tahu reaksinya saja. Kalau dia marah, bagus! Aku malah senang. Eh, dia malah nggak marah. Stay cool dan diam saja.

Malah akunya yang sebal sendiri, he he. Ini merupakan bentuk pembalasan atas perbuatannya di masa kecil. Ya, kakakku ini saat kita berdua masih kecil, iseng banget. Tapi dengan kejahilan-kejahilan yang kita lakukan, kita malah ngakak bareng. Kadang-kadang ketika dia menjahiliku, aku jadi ngambekseharian (niatnya). Tapi selalu saja nggak bisa! Karena dia selalu bikin lelucon yang bikin aku gagal sangar pas ngambek. Wuah!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline