Lihat ke Halaman Asli

Selly Mauren

TERVERIFIKASI

Penulis lepas

Benarkah Generasi Alfa Kurang Mampu Bersosialisasi?

Diperbarui: 19 Agustus 2024   15:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gen alpha memakai virtual reality. Photo by Julia M Cameron from Pexels.com 

Apakah generasi alfa akan menjadi generasi masa depan yang lebih memahami mesin daripada sesama manusia? 

Generasi Alfa. Sesuai dengan namanya yang bermakna awal, pertama, dan terkemuka. Mereka yang tergolong generasi alfa adalah yang lahir setelah tahun 2010. Pada masa ini ada banyak teknologi super canggih lahir yang kemudian melengkapi hidup generasi alfa. Dengan demikian, dibandingkan dengan generasi z, mereka lebih piawai mengoperasikan teknologi digital. Perhatikan saja anak usia 2-3 tahun yang pandai menggunakan gawai tanpa perlu belajar panduan lengkap terlebih dahulu. 

Karakteristik utama generasi alfa sangat jelas terukur akan lebih sukses di masa depan yang ramai oleh kemajuan teknologi. Oleh sebab itu, sejak dini mereka dipersiapkan secara khusus tentang pendidikan digital. Bahkan penyesuaian pola asuh orangtua mengikuti perkembangan mereka yang dikenal dengan digital parenting, yaitu gaya pengasuhan anak yang ramah digital. Bisa dilihat bukan, betapa pentingnya pengenalan digital pada generasi alfa sebagai bekal penting di masa depan? 

Transisi ke abad ke-21 yang ditandai dengan revolusi teknologi dan komunikasi bisa dikatakan telah berhasil terintegrasi secara penuh pada generasi alfa. Globalisasi pendidikan, ekonomi, politik, dan sosial bergerak cepat di masa mereka yang menyebabkan hampir semua aktivitas generasi alfa berlangsung secara digital. Contoh nyata yang terealisasikan adalah kurikulum pendidikan yang berupaya keras mengimplementasikan pendidikan komputer dan belajar digital agar adaptif terhadap kebutuhan belajar generasi ini.

Keuntungan besar yang diraup generasi alfa di era sekarang adalah kemudahan menjalin koneksi dengan siapapun di seluruh dunia. Mereka hanya perlu menyiapkan gadget dan internet untuk menemukan teman baru melalui game online, live streaming, dan via chat apps. Selain itu, kemampuan linguistik mereka pun berkembang lebih cepat dibandingkan generasi sebelumnya karena difasilitasi media edukasi canggih. 

 

Ilustrasi kegiatan anak outdoor.Photo by Lukas from Pexels.com 

Pergeseran kebiasaan sosialisasi generasi alfa menjadi perhatian penulis di artikel kali ini. Membayangkan interaksi mereka di masa depan yang didominasi oleh tenaga mesin menimbulkan kekhawatiran tersendiri tentang hubungan sosial mereka di dunia nyata. Apakah generasi alfa akan menjadi generasi masa depan yang lebih memahami mesin daripada sesama manusia?  

Sehubungan dengan upaya memelajari perkembangan generasi baru, cabang ilmu Psikologi mengembangkan banyak penelitian terbaru untuk memahami generasi tech-savvy. Banyak sudah hasil penelitian mereka yang menarik untuk diketahui karena menguak sisi lain dari generasi alfa yang terlanjur mendapatkan stereotip generasi lembek di masyarakat. Beberapa temuan dalam penelitian terstruktur menunjukkan sisi terang dan gelap dari generasi alfa.

Ilustrasi anak generasi alfa dan orangtua milenial. Photo by Ketut Subiyanto from Pexels.com

Pertama, dijelaskan bahwa generasi alfa akan menjadi generasi pertama yang membuka gerbang keseimbangan hubungan manusia dengan teknologi. Mereka secara aktif belajar dan mengembangkan teknologi yang berguna di masa depan seperti memajukan sumber daya energi terbarukan yang bermanfaat bagi hidup manusia. 

Kedua, pengetahuan mereka terhadap kesehatan mental lebih maju dari generasi sebelumnya. Ilmu kesehatan jiwa dan mental akan jauh lebih berkembang pada masa mereka yang memengaruhi perilaku komunikasi dan cara mereka memandang hubungan antar manusia. Namun, generasi sebelumnya mungkin mengalami perdebatan dengan mereka karena resiko nilai-nilai dalam sistem kepercayaan generasi dahulu akan luntur pada masa generasi alfa berkuasa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline