Saat duduk di bangku sekolah, topik yang diminati dalam pembicaraan adalah hobi. Bertukar biodata dengan teman sekelas pun disertakan informasi hobi untuk membantu proses berkenalan menjadi lebih asyik.
Biasanya pertemanan akan lebih mudah terjalin apabila kita memiliki hobi dan kegemaran yang sama. Namun, di tengah berbagai kesibukan di masa dewasa membuat hobi menjadi aktivitas yang jarang dilakukan bahkan mungkin terlupakan.
Hobi terdiri dari satu kata, tetapi memiliki pengaruh besar terhadap hidup seseorang. Hobi bukanlah aktivitas biasa yang dapat disamakan dengan rutinitas. Melainkan hobi sifatnya spesial karena memberi perasaan senang dan bahagia kepada orang yang melakukannya.
Melukis, bermain musik, menyanyi, menari, olahraga, dan lain sebagainya adalah tipe-tipe hobi yang akrab ditemui serta terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
Pada zaman serba teknologi, hobi dapat dimonetisasi melalui peran internet dan sosial media. Namun, belum banyak yang berani banting setir menjadikan hobi sebagai sumber penghasilan.
Hal ini tentu bukan menjadi masalah karena pada hakekatnya peran hobi adalah untuk mengisi waktu luang. Momen tepat hobi dilakukan adalah saat kita akan mengistirahatkan badan dan pikiran dari penatnya aktivitas.
Menurut penulis, hidup tanpa hobi seperti sayur tanpa garam. Rasanya ada yang kurang jika keinginan melakukan hobi belum tersalurkan karena berbagai kesibukan.
Akibatnya, rela mencuri waktu sejenak untuk me-time dan itu lah waktu yang tepat untuk sejenak membaca, menulis, dan sesekali melukis. Efek dari hobi itu sendiri secara otomatis menghasilkan hormon dopamin bagi tubuh yang kemudian menghasilkan rasa bahagia, semangat, dan fokus.
Tahukah anda bahwa hobi sangat berguna untuk usia lanjut? Setelah pensiun, aktivitas lansia banyak berkurang bahkan cenderung terbatas. Namun, bukan berarti mereka tidak bisa beraktivitas. Banyaknya waktu luang setelah pensiun dapat menjadi pilihan untuk kembali menekuni hobi yang mungkin sudah lama tertunda atau bahkan terabaikan karena kesibukan berkarir.
Sebuah penelitian dari Nature Medicine dengan judul Hobby Engagement and Mental Wellbeing Among People Aged 65 Years and Older in 16 Countries terhadap 605 lansia di 16 negara menemukan adanya korelasi positif antara hobi dan peningkatan kualitas hidup lansia. Gejala depresi lebih sedikit muncul pada lansia yang gemar melakukan hobi.