Sejak kecil, orangtua saya menggunakan jasa pembantu rumah tangga untuk mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci pakaian dan memasak. Ada beberapa dari mereka yang tinggal bertetangga dan sedang membutuhkan pekerjaan. Orangtua saya berpikir adalah hal yang baik mempekerjakan orang yang sudah dikenal dan bisa dipercaya.
Ada beberapa aturan yang diterapkan oleh orangtua saya. Aturan yang paling saya ingat adalah jika kami sekeluarga makan, maka mereka juga makan di meja yang sama. Kata Ayah saya, mereka ini bukan pembantu tetapi penolong keluarga kami membersihkan dan menyediakan makanan. Jadi kita harus menghormati dan memperlakukan mereka dengan baik.
Ada dua orang yang setia membantu kami sekeluarga. Kesetiaan mereka berujung pada kedekatan antara saya dengan keluarga, sampai saat ini. Meskipun kami bertempat tinggal berjauhan, tetapi masih saling berhubungan melalui sosial media. Setiap tahun, khususnya hari natal kami berkunjung ke rumah mereka kalau sedang berlibur ke kampung halaman. Panggilan saya dan keluarga kepada mereka dengan sebutan Oma sesuai dengan usianya.
Orangtua mengajarkan saya, menggunakan jasa ART adalah bentuk hubungan simbiosis mutualisme dimana keluarga kami membutuhkan bantuan dan mereka membutuhkan pekerjaan. Konsep ini lah yang mendoktrin saya bahwa status ART adalah sebagai penolong dan telah menjadi bagian dari keluarga.
Kondisi Pembantu Rumah Tangga Saat Ini
Dilansir dari Kompas.com, pada tahun 2022 pasangan suami isteri di Bandung Barat melakukan kekerasan kepada PRT karena kesalahan sepele. Alhasil, pasangan suami isteri tersebut mendapat hukuman 10 tahun penjara. Pada 12 Juni 2023, berita kekerasan ART yang berusia 23 tahun (inisial SK) kembali terjadi di Jakarta Selatan oleh majikannya.
dr. Kun Sriwibowo, Sp.B, selaku dokter yang memeriksa SK di RSUD Dr. M. Ashari, Pemalang memberikan keterangan bahwa korban mengalami gangguan psikologis akibat peristiwa traumatis yang dialaminya. Dijelaskan bahwa korban kesulitan berbicara dan berkomunikasi saat pertama kali dilarikan ke rumah sakit. Diketahui bahwa selama 6 bulan SK mengalami kekerasan baik secara fisik dan verbal.
Pekerjaan sebagai ART saat ini cukup menjanjikan. Sudah banyak jasa penyalur dan penyedia jasa pelayanan Asisten Rumah Tangga yang menjamur saat ini. Katakanlah, ART Infal yang sangat dibutuhkan pada masa genting saat ART permanen mengambil cuti panjang di hari besar keagamaan. Berdasarkan info yang diperoleh, ART Infal dibandrol dengan gaji cukup tinggi yaitu Rp 300.000-400.000 per harinya.
Kekerasan pada ART masih marak terjadi hingga saat ini. Perilaku majikan yang temperamental dan memperlakukan ART dengan tidak manusiawi masih menjadi masalah yang serius untuk diperhatikan oleh kita bersama. Kecenderungan lain yang masih terjadi adalah ART dijadikan sebagai pengganti peran orangtua menjaga bayi. Jika bayi tidak berhenti menangis, maka ART yang menjadi sasaran empuk majikan. Tidak menutup kemungkinan bahwa hal-hal seperti ini masih terjadi. Hal ini menunjukkan pandangan negatif terhadap peran pekerja domestik dan probabilitas terjadinya ketidakadilan kepada mereka cenderung tinggi.
Disisi lain, ada juga banyak keluhan yang datang dari majikan terkait dengan performa kerja ART. Mendapatkan ART yang bekerja sesuai dengan keinginan memang tidak mudah. Jasa penyedia ART yang paling bagus sekali pun nyatanya tidak bisa menjamin kualitas ART karena kembali lagi pada personal dan motif kerja masing-masing pribadi. Keviralan performa buruk ART banyak berdatangan di sosial media, mulai dari warga biasa hingga selebritis tanah air. Keluhan seperti pencurian, pengabaian anak, pekerjaan rumah tidak tuntas, ART malas-malasan adalah beberapa contoh kasusnya. Oleh sebabnya, tingkat turn over ART sangat tinggi hingga konsumen menemukan ART dengan performa terbaik.
Perlindungan Terhadap Pembantu Rumah Tangga dan Majikan