Lihat ke Halaman Asli

Selly Mauren

TERVERIFIKASI

Penulis lepas

Pentingnya Literasi Psikologis bagi Pendidik

Diperbarui: 7 September 2023   18:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by nappy: https://www.pexels.com/photo/photo-of-woman-teaching-935943/ 

Sulit mengatur kelas agar kondusif saat belajar, kewalahan menghadapi mood anak yang kurang motivasi belajar, hingga sulit menemukan metode pembelajaran yang efektif. 

Semua masalah yang telah disebutkan di atas, hanyalah sebagian dari sekian banyak permasalahan yang dihadapi oleh pendidik setiap harinya. Tanggungjawab sebagai seorang pendidik tidak hanya pada pemahaman murid terhadap ilmu yang dipelajari. Namun, lebih daripada itu tentang pembentukan karakter. Selain orangtua, sekolah sebagai institusi yang diwakilkan oleh pendidik dalam aplikasinya juga turut mendapat tuntutan serupa.

Menjadi pendidik, tidak dibatasi oleh bidang keilmuan yang dipelajari. Mungkin pernyataan saya ini dapat menyinggung beberapa orang. Khususnya para pembaca dari bidang keilmuan keguruan, pendidikan, dan sejenisnya yang lebih ahli dalam proses mengajar serta penguasaan bidang keilmuan. Pengalaman saya pribadi yang adalah seorang lulusan psikologi dan tidak ada pengalaman mengajar sebelumnya, memiliki sudut pandang lain dalam hal mengajar. Semoga artikel ini dapat diterima dengan baik oleh para pendidik yang membaca.   

Mengecek kesiapan anak sekolah

Momen penting di pagi hari sebelum memulai kelas adalah mengecek kesiapan anak sekolah. Bisa jadi ada diantara mereka yang suasana hatinya sedang buruk karena terjadi sesuatu di rumah. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk mengobservasi terlebih dahulu kondisi emosi setiap murid. Hal ini berguna sebagai informasi awal kepada pendidik untuk bagaimana berespon terhadap muridnya saat pelajaran berlangsung.  Ini adalah salah satu bentuk literasi psikologis yang mudah dipraktikan setiap harinya.

Apa saja tantangannya? 

Saya yakin banyak yang setuju bahwa memahami psikologis anak sangat lah penting bagi pendidik yang berhubungan langsung, serta berperan penting dalam masa perkembangan anak-anak. Kalau dibilang rumit, pasti sangat rumit. Apalagi yang menjadi objeknya adalah para murid yang cenderung masih mengalami kebingungan terhadap diri mereka sendiri. Pertanyaan dasar seperti, "bagaimana perasaanmu hari ini?" mungkin masih sulit untuk mereka jawab. Menggali informasi dari murid mengenai diri mereka sendiri juga butuh waktu lama hingga mereka mau terbuka kepada pendidik. Inilah fase menantang sekaligus menyenangkan bagi pendidik. Betul?

Apa saja contoh literasi psikologis yang dimaksudkan? 

Meningkatkan literasi psikologis dengan membaca dan mencari banyak informasi tentang perilaku belajar anak. Misalnya, jenis-jenis gaya belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi serta atensi belajar, dan yang paling penting mengetahui tugas-tugas perkembangan anak sesuai dengan usianya. 

Milestone perkembangan dari anak usia sekolah, perlu dijadikan catatan penting bagi pendidik guna memahami perubahan perilaku hingga keterampilan-keterampilan yang sudah mampu dilakukan oleh anak. Pemahaman tentang milestone perkembangan anak, selanjutnya akan sangat berperan penting dalam penyusunan program belajar mengajar di kelas. Hal ini dimaksudkan agar murid lebih merasa nyaman dan menyenangkan dalam aktivitas belajarnya. 

Sebagai contoh, metode belajar sensori masih efektif dilakukan hingga anak kelas 3 SD. Proses belajar yang menggabungkan teknik sensori, roleplay,  dengan diskusi akan membantu penyerapan informasi yang disampaikan di kelas dengan lebih efektif. Karena pada masa ini, peran kognitif imajinatif anak masih dominan.

Penjabaran diatas adalah beberapa contoh kasus yang selanjutnya dapat disesuaikan dengan kendala masing-masing pendidik. 

Mengapa pendidik harus meningkatkan literasi psikologis? 

Saya pernah menemukan seorang anak yang memiliki masalah perilaku di sekolah hingga guru memilih lepas tangan. Hal yang sangat disayangkan adalah guru sebagai pendidik tidak dapat memberikan penjelasan yang pasti kepada orangtua mengenai kondisi anaknya di sekolah, sehingga dianggap perlu dipindahkan ke sekolah khusus. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline