Lihat ke Halaman Asli

Sellovina Sinaga

Mahasiswa Theologia

Ketika Wakil Rakyat Mengklaim Film Itu Sesat

Diperbarui: 21 September 2023   16:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketika Wakil Rakyat Mengklaim Film Itu Sesat

Film His Only Son telah menjadi topik hangat belakangan ini. Film yang telah ditayangkan pada 30 Agustus 2023 lalu tersebut memang diangkat dari salah satu kisah terpenting di dalam Alkitab. Namun, apakah itu lantas boleh dianggap sesat, atau menyesatkan, bagi penganut non-Kristen?

Setidaknya, itulah yang dituduhkan oleh seorang wakil rakyat; tidak tanggung-tanggung, ia ketua salah satu komisi DPR. Ia menginginkan film tersebut dihentikan penayangannya karena tidak sesuai dengan Alquran.
Pengajaran tentang Abraham (atau Ibrahim) di dalam Alkitab dan Alquran memang sedikit berbeda. Menurut Alkitab, Abraham mempunyai istri bernama Sara (dulunya Sarai). Karena Sara tidak dapat melahirkan anak, alias mandul, ia meminta Abraham berhubungan dengan Hagar, salah satu budaknya dari Mesir. Siasat itu berhasil. Hagar melahirkan seorang anak laki-laki dan Abraham menamai anak itu Ismael.

Akan tetapi, pada waktu Abraham dan Sara telah menjadi tua, Allah menepati janjinya. Mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki diberi nama Ishak. Jadi, menurut perspektif kristiani, dan umat Yahudi, Ishaklah ahli waris Abraham yang sah. Nantinya, Ishak memiliki anak bernama Yakub, yang di kemudian hari memperanakkan dua belas suku bangsa.

Di sinilah titik perpisahan narasi Kristen dan Islam tentang Abraham, sebab menurut para pengikut Muhammad, Ismaellah anak Ibrahim yang sejati. Maka, dapat dimaklumi bila wakil rakyat tersebut agak anti terhadap film His Only Son. Narasinya tidak sesuai dengan "kebenaran" yang ia pegang.

Komentar dari Abu Janda atas polemik tersebut menarik untuk disimak. Ia mengingatkan bahwa Indonesia bukan negara Islam. Kristen juga merupakan agama yang diakui di negeri ini. Jika tidak setuju dengan film tersebut, katanya, janganlah tonton. Namun, jika film tersebut diturunkan dari iklan-iklan di bioskop, itu sama dengan menindas hak minoritas. Jika film itu dilarang, mengapa Alkitab juga tidak dilarang karena itulah sumber primer dari narasi "Ishak anak Abraham"?

Sebagai umat beragama, marilah saling menghargai perbedaan. Jangan kita selalu menganggap bahwa agama kitalah yang paling benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline