Baru saja mendapat foto di atas dari WAG Parent Tohoku University, group orangtua yang anak-anaknya kuliah di Jepang. Kebetulan ada satu anak (Joshua) yang jago fotografi.
Fenomena gerhana bulan total hari ini merupakan hal yang sangat spesial karena terjadi 195 tahun sekali. Banyak warga dunia ikut menyambut momen ini dengan menyaksikan dan mengabadikan proses berlangsungnya gerhana.
Melansir dari www3.nhk.or.jp, orang-orang di seluruh Jepang menantikan gerhana bulan total pada Rabu (26/05/2021) malam setelah hampir tiga tahun. Jepang sebelumnya mengalami gerhana bulan total pada Juli 2018. Saat terjadi gerhana bulan, matahari, bumi, dan bulan berada pada satu garis, mengakibatkan bulan tertutup bayangan bumi.
Observatorium Astronomi Nasional Jepang menyatakan bahwa fenomena tersebut akan dimulai sekitar pukul 18.44 malam waktu setempat pada Rabu (hari ini) di seluruh negeri.
Ditambahkan bahwa gerhana penuh akan terjadi antara pukul 20.09 hingga 20.28 malam di langit bagian tenggara. Bulan akan berwarna merah gelap dalam rentang waktu tersebut. Gerhana akan berakhir pada sekitar pukul 21.53 malam.
Selama gerhana terjadi, bulan akan tampak membesar karena berada di posisi paling dekat dengan bumi. Dikenal dengan nama "supermoon", bulan akan terlihat 14 persen lebih besar dibandingkan saat berada di posisi terjauh dari bumi.
Profesor Madya Observatorium itu, Yamaoka Hitoshi, mengimbau masyarakat untuk menyaksikan pertunjukan kosmis tersebut jika cuaca cerah, terutama karena orang-orang tidak perlu menunggu hingga larut malam atau bangun lebih dini untuk melihatnya. Ia berharap bahwa momen ini akan memicu ketertarikan orang-orang terhadap angkasa luar.
Di Indonesia, Bosscha Observatory mengadakan Pengamatan Virtual Langit Malam (PVLM) 2021, sebuah agenda talk daring bertema astronomi yang diiringi oleh pengamatan obyek langit di malam hari. Penonton juga diajak mengamati secara langsung proses gerhana bulan total pada hari ini sambil mendengarkan penjelasan dari para ahli.
Gerhana bulan hari ini merupakan fenomena astronomi yang langka dan spesial, karena beriringan dengan terjadinya perige, yaitu ketika bulan berada di gaeris edar dengan jarak terdekat dengan bumi. Bulan akan tampak lebih besar dan kemerahan, disebut Super Blood Moon (Bulan Merah Besar).
Menyambut fenomena langka tersebut, Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) akan mengadakan pengamatan serentak dari 9 lokasi Lapan di seluruh Indonesia. Pengamatan tersebut dapat disaksikan melalui kanal YouTube Lapan RI dan juga kanal YouTube masing-masing Balai dan Stasiun Lapan untuk pengamatan di daerah.
Selain Lapan, BMKG juga melakukan pengamatan Gerhana Bulan Total (GBT) dengan menggunakan teleskop yang dipadukan dengan detektor dan teknologi informasi.