Setiap mudik lebaran, kami selalu mencicipi kuliner legendaris ini, ayam panggang Bu Setu Gandu. Selain lokasinya dekat dengan rumah kami, rasa ayam panggang ini memang unik dan hanya ditemukan di daerah asalnya, yaitu di Desa Gandu, Karangrejo, Magetan, Jawa Timur.
Keunikan ayam panggang ini terletak pada cara mengolah dan menyajikannya. Menggunakan bahan baku ayam kampung yang masih muda dan dimasak dengan cara tradisional, membuat rasa ayam ini sangat legit dan lezat.
Lauk pelengkap berupa urapan sayur dan oblok tempe serta pelas, menambah cita rasa ayam panggang ini semakin nikmat saat disantap.
Sentra Ayam Panggang Gandu
Terletak di Gandu, Karangrejo, Magetan, Sentra Ayam Panggang Gandu ini berada di lokasi yang mudah terjangkau. Terletak di tepi jalur utama Maospati Ngawi, membuat siapapun mudah untuk mampir dan mencicipi kelezatan ayam panggang yang istimewa ini.
Di lokasi ini ada sekitar 8 penjual ayam panggang. Ada dua nama yang saya tahu, yaitu Bu Setu dan Bu Suryani. Lainnya saya kurang paham. Biasanya kakak mengajak makan ke ayam panggang Bu Setu.
Berjualan dari rumah
Jangan bayangkan kita akan makan seperti layaknya di rumah makan, ada meja dan kursi. Ayam panggang ini dijual di rumah warga yang sekaligus merangkap sebagai tempat makannya.
Ruangan dalam rumah akan dikosongkan dari perabot, lalu digelar tikar di atas lantai. Nah, para pembeli akan duduk di tikar ini untuk menikmati ayam panggang beserta perlengkapannya.
Biasanya kalau hari-hari biasa, pembeli tidak perlu menunggu lama untuk menikmati sajian ayam panggang ini. Tapi saat hari raya atau liburan, pembeli akan datang membludak dan biasanya menunggu agak lama.
Nah, sambil menunggu ini kita bisa melihat cara memasaknya, kita diperbolehkan untuk melihat arena dapur, melihat cara ayam itu diolah, dipanggang dan dibumbui.
Cara memasak di dapur tanah liat dengan bahan bakar kayu
Menakjubkan, di jaman serba digital ini, Ayam Panggang Gandu masih mempertahankan cara memasak tradisional, yaitu menggunakan dapur dari bata dan tanah liat, memakai kayu sebagai bahan bakar dan wajan tanah liat sebagai alas untuk membakar ayam.
Semua dilakukan dengan satu alasan, mempertahankan rasa, aroma dan kematangan. Kayu yang digunakan sebagai bahan bakar juga pilihan, ada kayu yang nyala apinya kurang stabil, misalnya kayu randu, nah kayu jenis ini tidak dipakai sebagai bahan bakar memanggang ayam.