Setinggi apapun peradaban manusia
semua ada masanya
tidak ada yang abadi
Kita bisa belajar dari sejarah
dengan melihat sisa-sisa reruntuhan yang ditinggalkannya
Sahabat, dalam tulisan kali ini, saya akan berbagi pengalaman saat berkunjung ke Kota Petra, Yordania.
Dua tahun yang lalu, saya berkesempatan mengunjungi Petra, sebuah kota yang pernah hilang dalam sejarah. Petra adalah kota kuno yang sangat indah dan maju pada jamannya. Petra merupakan ibukota suku Nabatea, yang mempunyai keahlian memahat dinding-dinding batu menjadi bangunan yang indah dan megah. Keindahan dan kemegahan Petra yang dibangun ribuan tahun yang lalu itu, masih bisa kita saksikan hingga kini, meski hanya melalui sisa-sisa reruntuhannya.
Pagi itu, kami berangkat dari Kota Amman, ibukota Yordania menuju ke Petra. Petra dalam bahasa Yunani berarti batu. Ya, Petra adalah kota yang didirikan dengan memahat dinding-dinding batu. Sebelum sampai ke Petra, kami mampir ke restoran untuk makan siang sekaligus menunaikan ibadah sholat dhuhur.
Dari jendela restoran, pandangan saya menangkap sesuatu yang tidak biasa. Dari kejauhan saya melihat, ada gugusan seperti gunung batu, berwarna coklat kemerahan. Dalam hati saya bertanya, apakah itu?
Ini adalah foto pemandangan gugusan gunung batu yang saya lihat dari jendela restoran saat makan siang.
Setelah selesai makan dan sholat, kami pun meneruskan perjalanan. Dan sampailah kami di sini, di pintu gerbang Petra.